Home / Berita

Rabu, 17 November 2021 - 12:09 WIB

Video: Kebakaran Hebat di Pelabuhan Tegal

DeFacto.id- Kebakaran hebat terjadi di Pelabuhan Tegal, Jawa Tengah, Rabu (17/11/2021) dinihari pukul 03.00.

Menurut petugas pemadam kebakaran mereka kesulitan untuk memadamkan api yang membakar sebanyak 15 kapal nelayan jenis cantrang dan gillnet karena terkendala angin kencang, akses jalan, dan melimpahnya BBM jenis solar di dalam kapal.

Baca Juga  Presiden Besok Resmikan dan Jajal Sirkuit Pertamina Mandalika, Lombok

Penyebab kebakaran masih diselìdiki pihak berwajib. Sampai sejauh ini belum diketahui soal korban, kerugian material juga sedang dikalkulasi. Foto depan: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah *Warto

Baca Juga  L’Etape Indonesia 2024 Siap Dilaksanakan di Solo

Share :

Baca Juga

Berita

Menparekraf Buka Pendaftaran Seleksi Masuk Poltekpar 2024 Secara Resmi

Berita

Ketua DPD RI dan PM Singapura Lawrence Wong Bicara Peningkatan Investasi Khususnya di Daerah
Duta Kopi Besemah

Berita

Lagi, Pagaralam Gelar Besemah Coffee Exhibition

Berita

PWI Pusat Copot Andi Gino, Marganas Nainggolan Ditunjuk sebagai Plt Ketua PWI Kepri

Berita

Kemenparekraf, KAI dan ASTINDO Berkolaborasi Hadirkan “Bundling Paket Wisata Kereta Api”
Chris Columbus

Berita

Sutradara Film Harry Potter Ingin Mengadaptasi “Harry Potter and the Cursed Child”

Berita

Wah, Uni Emirat Arab Borong 80 Pesawat Rafale!
deFACTO.id -- dalam rentang waktu lima tahun belakangan ini Kota Pagaralam mulai dikenal dunia sebagai salah satu sentra penghasil kopi terbaik. Padahal, kopi - atau kawe - masyarakat setempat menyebutnya - sudah ditanam sekurangnya sejak tahun 1918. Hal itu dimungkinkan karena terbukanya arus informasi berbasis IT serta mulai tergeraknya hati generasi muda petani kopi Pagaralam untuk memproses dan membranding hasil kopi mereka - dari sebelumnya yang hanya menjual mentahan. Berpuluh-puluh tahun lamanya kopi robusta dari Pagaralam dijual mentahan, diangkut dengan truk, dijual ke luar - dan dikapalkan pelalui pelabuhan Panjang (Lampung). Itulah barangkali sebabnya mengapa kopi Pagaralam (plus Lahat, Empatlawang dan sekitar gugusan Bukit Barisan) selama ini dikenal dengan julukan Kopi Lampung. Tak puas dengan stigma ini, anak-anak muda Pagaralam tergerak melakukan banyak terobosan, mulai dari memperbaiki sistem penanaman, panen, pascapanen, hingga branding. Tak puas dengan itu, mereka pun melengkapi "perjuangan" mereka dengan membuka kedai-kedai kopi, dilengkapi dengan peralatan semicanggih, - meski secara ekonomis usaha mereka belum menguntungkan. Di antara para "pejuang kopi" Itu bisa disebut misalnya Miladi Susanto (brand Kawah Dempo), Frans Wicaksono (Absolut Coffee), Sasi Radial (Jagad Besemah), Azhari (Sipahitlidah Coffee), Dian Ardiansyah (DNA Coffee), Wenny Bastian (Putra Abadi), Efriansyah (Rempasai Coffee), Dendy Dendek (Kopi Baghi), Hamsyah Tsakti (Kopi Kuali), Iwan Riduan (Waroeng Peko) dan banyak lagi. Dalam banyak lomba dan festival, lingkup nasional maupun internasional, kopi Pagaralam banyak dipuji dan diunggulkan - baik secara kualitas maupun orang-orang (petani & barista) yang ada di belakangnya* HSZ

Berita

Pagaralam Punya Kopi, Lampung Punya Nama