Home / Berita

Selasa, 30 April 2024 - 22:13 WIB

TNI Siapkan Rencana Pengamanan Terpadu untuk World Water Forum ke-10

Jakarta, Defacto – Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto meminta jajarannya mengantisipasi segala risiko ancaman yang bisa mengganggu rangkaian penyelenggaraan World Water Forum ke-10 yang digelar 18—25 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali. Termasuk di antaranya adalah ancaman bencana alam, dengan menyiapkan rencana pengamanan terpadu

Berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Panglima berharap risiko-risiko gangguan akibat bencana alam bisa diminamilisir.

“Karena memprediksi cuaca pun sangat berpengaruh terhadap kondisi tamu yang hadir maupun anggota yang melaksanakan tugas agar terjamin keamanannya,” ujar Panglima TNI dalam keterangannya, Selasa (30/4/2024).

Baca Juga  Panji Gumilang Siapkan Lahan di Al Zaytun untuk Shooting Film

Langkah sigap dan terpadu TNI dikatakan Panglima sudah menjadi standar pihaknya dalam berbagai acara internasional. Hal itu tidak terlepas dari dedikasi dan profesionalisme TNI dalam melaksanakan tugas selama kegiatan berlangsung.

Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI pun diminta Panglima turut memitigasi setiap kemungkinan ancaman yang timbul sebelum, saat, maupun setelah acara berakhir. “Antisipasi segala ancaman yang ada, ancaman dari sembilan komponen strategi dibaca benar-benar, dimitigasi sehingga dapat diatasi sebelum terjadi,” tegas Panglima TNI.

Baca Juga  Penelope Cruz, "Dunia Butuh Film dan Bioskop”

Sebagai informasi World Water Forum ke-10 di Bali nanti akan fokus membahas empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).

Sebanyak 244 sesi dalam forum tersebut diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengarusutamaan pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil atau Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands, pembentukan pusat keunggulan atau praktik terbaik untuk ketahanan air dan iklim atau Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), serta penetapan Hari Danau Sedunia.

Baca Juga  Ole Gunnar Pergi, Para Pemain Man-Utd Memberikan Salam Perpisahan

Pemerintah Indonesia mengundang 43 duta besar dan 4 organisasi internasional untuk turut berpartisipasi dan menyukseskan World Water Forum ke 10. (*/hw)

Share :

Baca Juga

Berita

Kombes Pol Almas B Arrasuli S.Kom dan Perang Panjang Melawan Narkoba

Berita

Polri Ungkap Sindikat Penipuan Online Berkedok Fake BTS dan SMS Blast
deFACTO.id -- dalam rentang waktu lima tahun belakangan ini Kota Pagaralam mulai dikenal dunia sebagai salah satu sentra penghasil kopi terbaik. Padahal, kopi - atau kawe - masyarakat setempat menyebutnya - sudah ditanam sekurangnya sejak tahun 1918. Hal itu dimungkinkan karena terbukanya arus informasi berbasis IT serta mulai tergeraknya hati generasi muda petani kopi Pagaralam untuk memproses dan membranding hasil kopi mereka - dari sebelumnya yang hanya menjual mentahan. Berpuluh-puluh tahun lamanya kopi robusta dari Pagaralam dijual mentahan, diangkut dengan truk, dijual ke luar - dan dikapalkan pelalui pelabuhan Panjang (Lampung). Itulah barangkali sebabnya mengapa kopi Pagaralam (plus Lahat, Empatlawang dan sekitar gugusan Bukit Barisan) selama ini dikenal dengan julukan Kopi Lampung. Tak puas dengan stigma ini, anak-anak muda Pagaralam tergerak melakukan banyak terobosan, mulai dari memperbaiki sistem penanaman, panen, pascapanen, hingga branding. Tak puas dengan itu, mereka pun melengkapi "perjuangan" mereka dengan membuka kedai-kedai kopi, dilengkapi dengan peralatan semicanggih, - meski secara ekonomis usaha mereka belum menguntungkan. Di antara para "pejuang kopi" Itu bisa disebut misalnya Miladi Susanto (brand Kawah Dempo), Frans Wicaksono (Absolut Coffee), Sasi Radial (Jagad Besemah), Azhari (Sipahitlidah Coffee), Dian Ardiansyah (DNA Coffee), Wenny Bastian (Putra Abadi), Efriansyah (Rempasai Coffee), Dendy Dendek (Kopi Baghi), Hamsyah Tsakti (Kopi Kuali), Iwan Riduan (Waroeng Peko) dan banyak lagi. Dalam banyak lomba dan festival, lingkup nasional maupun internasional, kopi Pagaralam banyak dipuji dan diunggulkan - baik secara kualitas maupun orang-orang (petani & barista) yang ada di belakangnya* HSZ

Berita

Pagaralam Punya Kopi, Lampung Punya Nama

Berita

Wawancara Laksamana Sukardi: Belenggu Nalar a State Crime

Berita

Aktivis Muda Andri Cahyono Wibowo Berbagi Rejeki Dengan Anak Yatim dan Dhuafa

Berita

IKN Nusantara, Kota Masa Depan di Indonesia
Museum Ghilbli

Berita

Penggalangan Dana untuk Museum Ghibli Sentuh Angka Rp 4,4 Milliar

Berita

Polri Tangkap Kembali DPO Kasus Judi Online W88 di Filipina