DeFACTO.id – Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022 di Kota Madiun memiliki nuansa lain. Kali ini, seluruh anggota PWI Madiun beserta Kapolres Kota Madiun AKBP Dewa Putu Eka Darmawan, melakukan anjangsana silaturahmi dengan Santoso, wartawan senior di Madiun. Ketua PWI Madiun Siswo Widodo mengatakan, anjangsana ini merupakan wujud rasa bangga dan menghormati jasa dan perjuangan seorang wartawan senior.

Meski sudah sepuh, dan 2 tahun lalu sempat terserang stroke, namun tak pernah patah semangat. Mantan redaktur senior Jawa Pos Surabaya ini, tetap mampu bangkit dan berkarya lagi. Dan ini patut menjadi contoh wartawan muda.Siswo Widodo juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Santoso yang pernah menularkan ilmunya kepada para juniornya. Apalagi Santoso juga pernah menjabat sebagai Ketua PWI dan pernah membawa nama PWI besar pada masanya.

Siswo juga sangat berharap agar wartawan-wartawan junior tidak sungkan berkunjung ke rumah Santoso untuk terus belajar bagaimana caranya menjadi seorang wartawan sejati dan tetep bisa berkarya meskipun tidak lagi terjun kelapangan tapi mampu membuat karya.Senada dengan itu,
Kapolres Kota Madiun AKBP Dewa Putu Eka Darmawan pun menyampaikan rasa bangganya terhadap sosok wartawan sepuh seperti Santoso ini. ‘’Semangat dan dedikasinya inilah yang patut kita teladani, ungkap Kapolres yang akan mutasi ke Polres Lumajang ini.Tidak boleh mudah menyerah oleh keadaan, tegasnya.
Meski sakit stroke dalam keterbatasan Santoso masih mampu berkarya menulis sendiri menimbulkan gairah positif dengan cara mencintai pekerjaannya. ‘’Menghasilkan karya-karya yang bisa menjadi motivasi banyak orang,’’ ujarnya.
Karena itulah Kapolres yang selama menjabat di Madiun sangat dekat dengan wartawan ini berpesan, supaya wartawan-wartawan muda banyak berguru dan belajar dari Santoso, bagaimana bisa menjadi seorang wartawan sejati yang karya-karyanya tetap di dicintai dan dinanti oleh banyak pihak. Apalagi jaman sekarang banyak kemudahan,. Baik itu jurnalis, citizen jurnalism, maupun masyarakat juga bisa jadi jurnalis. Tapi cara penulisannya yang belum benar.
‘’Maka banyak-banyaklah belajar dari senior yang sudah banyak pengalaman ,’’ tandasanya.Ia berharap, Polri, jurnalis dan PWI bisa bekerjasama, bagaimana menciptakan kondusivitas dengan baik.
Dalam kesempatan itu Santoso juga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepadfa keluarga besar PWI Madiun serta Kapolres Kota beserta jajarannya. ‘’Karena pengalaman saya mengatakan bahwa hubungan antar Polri dan wartawan sejak dulu memang sangat erat, saling bersinergi dengan baik,’’ katanya.
Memang dalam usianya yang ke 66 tahun, Santoso tak pernah berhenti berkarya. Selain menulis di DeFacto dan CowasJP.com, ia juga membuat majalah kecil-kecilan sebagai penyalur hobi. Sekaligus juga sebagai media pembelajaran kepada anak didiknya.
Selain menjadi guru jurnalistik di sekolah-sekolah, ia juga sebagai tutor pelatihan jurnalistik di kampus-kampus. Pun juga penulis buku. Setidaknya ada 14 buku yang diterbitkan secara mandiri dedngan jurus SEVEN-D. Yakni Ditulis sendiri, Diedit serndiri, Di-lauout sendiri, Digrafis sendiri, Dicetak Sendiri dan juga dijual sendiri.

Saat sakit pun ia menerbitkan buku yang berjudul ‘’MELAWAN STROKE’’. Buku ini untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat, bagaimana bila terserang stroke. Apa yang harus dilakukan.
Saat ini ia sedang menyiapkan buku baru berupa true story ‘’MY WIFE MY TREASURE. Buku tersebut saat ini dalam proses editing. ‘’Nanti saya dikirimi ya,’’ kata Kapolres.
Acara anjangsana itu diakhiri dengan penyerahan tali asih. Baik dari Kapolres Kota AKBD Dewa Putu Eka Darmawan, juga dari PWI yang diserahkan oelh Ketua PWI Siswo Widodo kepada Santoso. * Yuliana