Home / Esai

Minggu, 1 Oktober 2023 - 12:05 WIB

Melawan Stroke

CT-SCAN PRODIA TERAPI OZON MRI D-DIMER. Saya sudah mengalami semuanya. CT-scan, yang meronsen kepala berikut ronsen jantung, paru-paru, ginjal. Lalu di Prodia, saya ditest laborat untuk periksa prostat, D-dimer, kanker, dan 10 jenis test lain. Bagusnya, tidak ada kanker dan prostat bagus. Jantung sehat walau sempat bengkak, paru-paru baik, ginjal oke. Dua kali terapi ozon, darah disedot, dicampur ozon, dimasukkan lagi. Darah lebih beroxygen. Badan jadi enteng.

MRI adalah test yang paling menggelisahkan. Terbaring dengan kepala dikasih helm. Dilarang bergerak. Diminta santai. Lalu dimasukkan ke dalam tabung. Seluruh badan dimasukkan, terbaring telentang, kepala berhelm. Selama 45 menit, saya dikepung suara tut tut tut, ning nong, dug dug dug, tuuiiiit dan seterusnya. Berisik dan ribet. Tapi saya harus tenang. Bagi Anda yang pernah menelan ineks, ekstasi, MRI adalah mesin yang asyik. Haha…

Baca Juga  Presiden vs Panjahat

Sampai CT-scan, saya mendapatkannya secara gratis dari BPJS. Saya mengresiasi BPJS dan KIS. Pelayanannya bagus. Saya dirawat inap gratis di RS Pasar Minggu.Tidak ada diskriminasi. Saya puas dan berterimkasih untuk semuanya itu.

Saya beralih ke pengobatan mandiri semata karena keputusan tiga anak lelaki saya. Saya ingin lewat jalur KIS, tapi ketiga anak saya memilih mandiri. Kami berdebat, dan saya kalah suara. Selain itu, saya jadi paham bahwa ketiga anak saya itu sudah besar, dewasa, punya penghasilan, dan ingin melakukan yang menurut mereka baik terhadap saya. Baiklah. Dan saya diajak ke Prof. Dr. Teguh AS Ranakusuma Sps (K), ahli saraf yang baru mundur dari Ketua Umum Yayasan Stroke Indonesia ( Yastroki). Maka prodia, MRI, terapi ozon dan seterusnya harus saya jalani.

Baca Juga  DI BALIK REFORMASI 1998: Detak Detik Sumbu Bom Waktu (IV):

Kesehatan saya terus membaik. Kaki dan tangan kiri masih lumpuh, tapi kondisi keseluruhan membaik. Masih setiap hari fisioterapi. Saya ngotot cepat sehat. Minggu depan saya akan mulai tusuk jarum. Dan ikhtiar lain.

Saat ini, yang masih ^mengganjal” adalah test D-dimer. Sudah dua kali test, kekentalan darah saya menurun lambat. Ongkos tesnya mahal haha. Tapi masih harus test lagi. Menurut Prof. Teguh, kekentalan darah itu akibat merokok. Kami bercakap cukup panjang tentang itu. Suatu saat akan saya tuliskan.

Baca Juga  Wawancanda Wagiman Deep: “Jangankan Jajal Sirkuit, Pake Sarung Aja Bikin Orang Julid”

Prof. Teguh banyak mengenal seniman, yang seluruhnya saya kenal. Salah satunya Mas Putu Wijaya yang disebut Prof. Teguh pernah jadi pasiennya.
Mas Putu pasien yang disiplin dan spirit sembuhnya luar biasa besar, kata Prof. Teguh.

Saya mungkin pasien yang disiplinnya kurang, tapi spirit sembuh saya mudah-mudahan juga sehebat Mas Putu. Saya termasuk pasien yang suka ngeyel. Dan itu mengingatkan saya pada Liena, ponakan saya, yang 9 tahun merawat Mas Bambang, ayahnya, kakak ipar saya, sampai wafatnya. Menurut Liena, “Stroke itu penyakitnya orang ngeyel.”

Mosok, sih? **

Harry Tjahjono
1/10/2023

Share :

Baca Juga

Esai

“Mendung Bukan Berarti Hujan. Kawan, Mari Kita Bernyanyi”

Berita

Bhagawad Gawat
Akung

Esai

Ingin Murid Membaca Buku, Harus Dimulai dari Gurunya.

Berita

Sandera Gibran
Akung Bondet

Esai

Pembunuhan Karakter di Serpihan Konflik Jawa Pos Surabaya

Esai

Cebong – Kampret

Esai

Ransom Ware, siapa berani lawan?
HUKUMAN MATI

Berita

Jaksa Agung Tuntut Hukuman Mati untuk Koruptor