Home / Berita

Selasa, 23 November 2021 - 21:48 WIB

Ketua DPD Dukung Penceramah Berwirausaha

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengatakan sudah semestinya mengambil peran untuk memperkuat perekonomian nasional.

Hal itu disampaikan LaNyalla ketika menerima Dewan Pengurus Pusat Ikhwanul Muballighin, Selasa (23/11/2021).

LaNyalla menyinggung rendahnya jumlah wirausahawan di Indonesia jika dibandingkan negara-negara tetangga.

“Tingkat entrepreneurship kita memang masih rendah, sekitar 3,47 persen dari total penduduk. Negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, tingkat kewirausahaanya sudah di angka 4 koma. Singapura yang tertinggi, sudah 8,76 persen,” kata LaNyalla.

Baca Juga  Ketua DPRD DKI, Prasetyo Edy Marsudi, Keluhkan Soal Sumur Resapan di DKI. Ia Menyindir, “Sering-Seringlah Turun ke Lapangan”. Siapa Yang Dimaksud?

Ketua Dewan Penasehat KADIN Jatim itu juga meyarankan agar para Mubaligh itu membentuk koperasi sebagai alat mereka membangun usaha.

Baca Juga  Kebijakan Penertiban Kawasan dan Tanah Terlantar Jangan Sampai Rugikan Masyarakat

Sejalan dengan harapan LaNyalla, Ketua Umum DPP Ikhwanul Muballighin KH Anwar Fudoli mengatakan Salah satu program kerja organisasinya adalah Gerakan Nasional Mubaligh Berwirausaha.

“Kami akan selenggarakan pelatihan untuk mendukung program kerja tersebut,” katanya.

Pada pertemuan itu, Ketua DPD RI didampingi sejumlah Senator, di antaranya Sylviana Murni (DKI Jakarta), Bustami Zainuddin (Lampung) dan Sukiryanto (Kalbar).

Baca Juga  Sempat Dirumorkan Pensiun, Jay Park Dirikan Label Musik Baru

Sementara DPP Ikhwanul Muballighin dihadiri oleh KH Anwar Fudoli (Ketua Umum), Habib Umar Assegaf (Wakil Dewan Syuro) H Dede Sunarya (Wakil Bendahara Umum), Ramhat Kardi (Wasekjen) dan Muhammad Ferdian (Wasekjen). man

Share :

Baca Juga

Berita

Pasangan Prabowo – Puan Maharani Terkuat versi Survey

Berita

Gugurnya Kadet Kasmiran, Bakti Paskhas TNI-AU Saat Agresi Belanda Kedua
deFACTO.id -- dalam rentang waktu lima tahun belakangan ini Kota Pagaralam mulai dikenal dunia sebagai salah satu sentra penghasil kopi terbaik. Padahal, kopi - atau kawe - masyarakat setempat menyebutnya - sudah ditanam sekurangnya sejak tahun 1918. Hal itu dimungkinkan karena terbukanya arus informasi berbasis IT serta mulai tergeraknya hati generasi muda petani kopi Pagaralam untuk memproses dan membranding hasil kopi mereka - dari sebelumnya yang hanya menjual mentahan. Berpuluh-puluh tahun lamanya kopi robusta dari Pagaralam dijual mentahan, diangkut dengan truk, dijual ke luar - dan dikapalkan pelalui pelabuhan Panjang (Lampung). Itulah barangkali sebabnya mengapa kopi Pagaralam (plus Lahat, Empatlawang dan sekitar gugusan Bukit Barisan) selama ini dikenal dengan julukan Kopi Lampung. Tak puas dengan stigma ini, anak-anak muda Pagaralam tergerak melakukan banyak terobosan, mulai dari memperbaiki sistem penanaman, panen, pascapanen, hingga branding. Tak puas dengan itu, mereka pun melengkapi "perjuangan" mereka dengan membuka kedai-kedai kopi, dilengkapi dengan peralatan semicanggih, - meski secara ekonomis usaha mereka belum menguntungkan. Di antara para "pejuang kopi" Itu bisa disebut misalnya Miladi Susanto (brand Kawah Dempo), Frans Wicaksono (Absolut Coffee), Sasi Radial (Jagad Besemah), Azhari (Sipahitlidah Coffee), Dian Ardiansyah (DNA Coffee), Wenny Bastian (Putra Abadi), Efriansyah (Rempasai Coffee), Dendy Dendek (Kopi Baghi), Hamsyah Tsakti (Kopi Kuali), Iwan Riduan (Waroeng Peko) dan banyak lagi. Dalam banyak lomba dan festival, lingkup nasional maupun internasional, kopi Pagaralam banyak dipuji dan diunggulkan - baik secara kualitas maupun orang-orang (petani & barista) yang ada di belakangnya* HSZ

Berita

Pagaralam Punya Kopi, Lampung Punya Nama

Berita

Bareskrim Polri Ungkap Jaringan Narkoba Internasional

Berita

Menparekraf Dukung Penindakan Tegas Bagi Wisman yang Langgar Aturan

Berita

Tak Ada Dokter, Hanya Seorang Perawat di Pustu

Berita

Jangan Gagal Faham Terhadap Wayang
Alfie Alfandy

Berita

Alfie Alfandy: Kalau Berdakwah Jangan Setengah-Setengah