Home / Esai

Minggu, 5 Oktober 2025 - 22:26 WIB

KELAS MENENGAHI can feel your pain!

Oleh: Laksamana Sukardi

Kelas Menengah (middle class) memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kesejahteraan dan stabilitas suatu negara. Kelompok ini memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan menciptakan stabilitas sosial politik. Semakin besar kelas menengah semakin aman dan sejahtera sebuah negara.

Di bawah kelas menengah ada kelompok rakyat miskin yang tidak mungkin menjadi mesin pembangunan, sedangkan di atasnya adalah kelompok orang kaya yang eksklusif dan dapat menimbulkan instabilitas sosial politik akibat potensi kecemburuan sosial, korupsi dan nepotisme serta ketidakadilan. Selain itu, semakin besar dan kuat kelas menengah akan terjadi pertumbuhan ekonomi yang merata (inklusif).

“Bertumbuhnya kelas menengah mendorong peningkatan konsumsi domestik, memperbaiki kualitas sumber manusia (human capital) dan menciptakan pertumbuhan yang merata. Semakin kecil dan lemah kelas menengah semakin dalam jurang kemiskinan.” (World Bank, Global Middle Class Report (2019).

Mengukur dan klasifikasi kelas menengah

Tidak ada standar dalam mengukur kelompok kelas menengah. Dinegara maju ditentukan oleh jumlah penghasilan tahunan, misalnya di Amerika yang berpenghasilan AS$50.000 (Rp830 Juta) s/d AS$150.000 (Rp 2,5Milyar) per tahun, sedangkan di Indonesia jauh lebih kecil , yaitu Rp60juta s/d Rp200juta per tahun.
Sedangkan Bank Pembangunan Asia mendefinisikan sebagai kelompok dengan pengeluaran (spending) sebesar AS$2 (Rp38.000) s/d AS$20 (Ro380.000) per orang per hari. Yaitu kelompok orang yang mampu belanja kebutuhan pokok bukan kemewahan.
Namun demikian dinegara berkembang yang tidak memiliki akurasi statistik finansial mengukur besarnya kelompok kelas menengah menjadi sangat sulit dan kompleks biasanya diukur berdasarkan status sosial seperti profesi, kepemilikan aset (mobil, rumah), pendidikan dan jaminan kesehatan. Kondisi ini pun sulit didata dengan akurat.

Baca Juga  Kuasa Gelap: Kisah Rukyah Gaya Imam Katolik

Kelas menengah dan rekening bank.

Secara global, walaupun kelas menengah memiliki klasifikasi keuangan yang berbeda, namun mereka memiliki karakter yang universal dan tipikal, yaitu mereka merupakan kelompok terbesar sebagai penabung dan pengguna jasa perbankan, karena;
Memiliki pendapatan yang tetap, menjalankan usaha kecil menengah (UKM) dan mendapatkan pensiun. Dengan demikian mereka merupakan pengguna jasa perbankan terbesar di setiap negara.

Baca Juga  Deklarasi Relawan Sandi di Cimahi

Oleh karena itu untuk melihat kondisi kelompok menengah di Indonesia salah satu cara yang didukung oleh statistik adalah dengan menggunakan informasi rata rata saldo rekening pada sistim perbankan (LIHAT TABEL).

Dari tabel tersebut, kita dapat melihat bahwa (Juli 2025); 98.8% dari total (643.895.449) akun pada perbankan Indonesia memiliki saldo di bawah Rp100 juta dan hanya memiliki nilai total sebesar 13% dari seluruh nilai nominal total saldo di perbankan nasional.

Dengan kata lain, 1.2% dari total jumlah akun memiliki 87% dari total nominal nasional. Seperti tampak dalam tabel; 98.8% dari akun di bawah IDR100mn, ternyata memiliki saldo rata rata hanya Rp1,4Juta (Juli 2025), telah mengalami penurunan secara terus menerus dar Rp3.09juta (2018).

Indonesia

Dari data statistik perbankan Indonesia, kelompok kelas menengah tidak hanya kecil dalam jumlah asset yang dimiliki, juga mengalami penggerusan sejak tahun 2018. Banyak dari mereka yang telah turun kelas menjadi kelompok miskin.
Dengan demikian, dari data perbankan tersebut kelas menengah terus tergerus dan surut, sehingga pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan semakin sulit tercapai. Kesenjangan sosial semakin melebar dan investasi sumber manusia (human capital) menjadi sangat sulit.

Baca Juga  Orang Film

Sudah waktunya pemerintah memiliki empati yang besar terhadap kelompok kelas menengah yang sangat penting ini dengan memberikan porsi keuntungan ekonomis yang lebih besar dari hasil pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) kepada negara ketimbang pengusaha, dengan demikian SDA akan dapat dinikmati kelompok kelas menengah dan miskin Indonesia.

Oleh karena itu dibutuhkan keberpihakan dan empati (“I can feel your pain!”) dari para pemimpin pejabat negara kepada rakyat kebanyakan. Kelas menengah akan semakin surut jika para pemimpin sudah pada mati rasa. *

Share :

Baca Juga

Esai

Oppenheimer, Kiamat Sudah Dekat

Esai

Terima kasih Mbak Rara

Esai

Manfaat dan Mudarat UU Perampasan Aset

Esai

UU Pembuktian Terbalik: Jalan Sunyi yang Sebenarnya Diperlukan

Esai

Bijak

Esai

Lagu adalah Doa

Berita

Negara, VOC, dan RUU Perampasan Aset

Esai

Tetap Membaca dan Menulis, Meski Kepala Berat