Singapura, Defacto – Nama Stasiun Bayshore mungkin tidak begitu akrab bagi wisatawan yang datang ke Singapura, maupun bagi warganegara Singapura sendiri, kecuali masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.

Stasiun MRT Bayshore (TE29) adalah sebuah stasiun MRT Singapura bawah tanah di Jalur Thomson-East Coast, Singapura. Letaknya di Tenggara Singapura, hanya dipisahkan oleh jalur hijau dan jalan bebas hambatan East Cost Park untuk bertemu dengan Selat Singapura.

Dibangun pada Agustus 2014 dan mulai dioperasikan pada tanggal 23 Juni 2024.
Pembangunannya dibiayai bersama oleh perusahaan swasta Woh Hup Ltd dan Shanghai Tunnel Engineering Co (Singapura), menghabiskan biaya sebesar 295,9 juta dolar Singapura atau setara 214 juta dolar AS, termasuk pembangunan jalur bawah tanah sepanjang 4,3 km.
Stasiun Bayshore sangat megah. Ada pertokoan di samping koridor selebar 4 meter dengan panjang sekitar 50 meter. Peron tunggu penumpang juga lebar, dibatasi oleh pintu otomatis dengan MRT.

Dari stasiun menuju ke luar ada eskalator sepanjang kurang lebih 25 meter. dengan kemiringan 45 derajat. Semua berjalan lancar. Di Singapura tidak pernah terdengar ada insiden di stasiun, yang diakibatkan eskalator eror, seperti terjadi di Stasiun Manggarai. Tidak pula terlihat orang berjubel dan berebut saat naik eskalator seperti di Stasiun Duri, Jakarta.
Dibandingkan stasiun-stasiun MRT di Singapura yang selalu dipenuhi oleh manusia, Stasiun Bayshore masih sepi. Minggu kemarin, orang yang turun di Stasiun tersebut masih bisa dihitung dengan jari. Di stasiun juga cuma ada sebuah minimarket dengan seorang pelayan.
Di luar stasiun, sebuah jalan mulus dan halte penumpang sudah tersedia. Dari tempat itu hanya 15 menit ke Bandara Changi.
Lalu atas pertimbangan apa kira-kira pemerintah Singapura membuka stasiun tersebut?
Ternyata begitu ke luar stasiun, ada puluhan hektar tanah kosong yang siap dibangun apartemen oleh pemerintah, dan kondominium oleh pihak swasta. Area yang akan dibangun sudah diberi pagar setinggi 4 meter. Dari celah-celah pintu proyek terlihat sebuah excavator yang baru saja bertugas meratakan tanah.
Di apartemen yang akan dibangun, sudah ada 1000 calon penghuni yang mendapat jatah. Umumnya keluarga muda. Masing-masing mendapat jatah sebuah hunian dengan 3 kamar. Dan mereka akan diberi kesempatan untuk menempati apartemen tersebut selama 100 tahun. Sesudah itu akan diambil oleh pemerintah.
Setiap calon penghuni diberi kesempatan memilih lokasi yang akan disukai, berdasarkan nomor antrian yang diberikan. Nomor termuda memilih terlebih dahulu, diikuti nomor berikutnya.
Beruntung bagi pemilih pertama, akan mendapat view ke arah laut yang indah, bisa melihat pulau Batam di Indonesia, dari kejauhan.
“Kami dapat nomor antrian ke-300. Mudah-mudahan masih bisa dapat View yang bagus,” kata Damai, Warganegara Indonesia yang menikah dengan pria Singapura.
Pembangunan Stasiun Bayshore dan apartemen di sekitarnya, memperlihatkan visi yang sangat maju dari pemerintah Singapura, dalam memfasilitasi masyarakatnya. (herman wijaya)