Home / Sastra

Jumat, 25 Oktober 2024 - 07:02 WIB

HADIAH CINTA Suami Setia

09. SUAMI SETIA
PUKUL 12.00 WIB saya tiba di rumah. Lelah dan lapar. Lebih dari dua jam saya ngobrol dengan Mas Tom. Saya lebih banyak mendengar.

“Kalau mau makan sudah saya siapkan di meja,” kata Nana, istri saya, setelah meletakkan tongkat saya di pojok meja kerja. Tempatnya selalu di situ. Di rumah, saya tidak pernah menggunakan tongkat.

“Ya,” kata saya menuju meja makan. “Saya besok ke Rumah Lansia sama Mas Tom. Mas Arham ulang tahun yang ke 82. Sekalian menengok Mbak Dien yang sudah setahun demensia,” kata saya mengulang ucapan Mas Tom.

Baca Juga  HADIAH CINTA Poligami

“Saya tidak ikut ya. Besok ada arisan ibu-ibu RT,” jawab Nana.

Saya mengangguk. Menyendok nasi, sayur lodeh, ayam goreng dan mulai menyantapnya. Rumah tangga saya biasa saja. Perkawinan yang sudah berlangsung 45 tahun, berjalan tenang, terutama setelah saya tidak lagi selingkuh. Ya, saya memang pernah selingkuh. Tapi, saya tidak pernah mengakuinya pada istri. Saya menyangkal kecurigaannya, memilih bertengkar hebat, tapi tetap tidak mau mengakui bahwa saya pernah selingkuh. Saya pikir, bukan hanya saya sendiri laki-laki yang seperti itu, berkeras tidak mengakui perselingkuhannya, memilih ingin dipandang istri sebagai suami setia, suami yang bersih dari perselingkuhan. Mungkin itu yang membuat perilaku tidak mengakui perselingkuhan dianggap sebagai hal yang wajar. Hal biasa, yang seharusnya dilakukan semua laki-laki.

Baca Juga  Spider-Man: No Way Home, Menjadi Film Terlaris Sepanjang Masa Peringkat ke-6

Tapi itu berbeda dengan Mas Arham, saya biasa memanggilnya Mas Ar. Saya mengenalnya sudah lama, sahabat Mas Tom, dan saya mengetahuinya sebagai suami setia. Mas Tom juga bercerita tentang kesetiaan Mas Ar kepada Mbak Dien. Di usia yang sudah 70 tahun ini, saya ingin mendengar bagaimana kisah Mas Ar sampai dapat dengan teguh bersetia pada Mbak Dien. Sejak menikah sampai perkawinan mereka menginjak 52 tahun.

Baca Juga  HADIAH CINTA Titik Genting

Kesetiaan, laki-laki siapa yang tidak menganggapnya sebagai keajaiban? Mungkin saya berlebihan dalam menilai , atau hanya berdasar pergaulan dengan teman laki-laki yang sebagian besar menganggap remeh kesetiaan. Mungkin, setelah besok mendengar dari Mas Ar, siapa tahu pendapat dan penilaian saya berubah. Walaupun begitu, bagi saya, kesetiaan adalah tetap suatu keajaiban. Maksud saya, kesetiaan hanya pada satu pasangan. ***

Share :

Baca Juga

Berita

HADIAH CINTA Titik Genting

Sastra

HADIAH CINTA Status Derita

Sastra

“Martabak Politik dan Intelektual Politik”
Puisi

Sastra

PERSAHABATAN dan OPTIMISME
TEATER KOMA

Berita

Empat Sutradara Wanita Teater Koma Pentas di Sanggar
Doa Koruptor

Sastra

DOA KORUPTOR

Berita

Rendra

Sastra

HADIAH CINTA Jalan Hidup