Home / Berita / Esai

Sabtu, 9 September 2023 - 08:09 WIB

Muhaimin Iskandar Cethar

MUHAIMIN ISKANDAR CETHAR. Saya mengenalnya selintas, tahun 2007, dan dua tiga kali bertemu dalam obrolan ringan. Cak Imin orang yang enak diajak bicara. Humoristik, joke-nya banyak, hangat, dan orang menjadi mudah akrab dengannya.

Tahun 2007, mendadak saya diajak Gus Dur ke Bali, mendeklarasi PKB sebagai Partai Hijau. Saya tiba dalam rombongan VIP, disambut kasidah, diberi kamar hotel yang bagus, diajak menemui raja-raja Bali, dan makan bareng Cak Imin yang mestinya heran karena saya bersandal, gondrong, bertato dan berkaos oblong.

Baca Juga  Ex Wartawan yang Tuntut Saham Karyawan Dikembalikan Ogah Kembali ke Surabaya

Saya memang mengenal Gus Dur sejak 1980-an. Sering mendengar ceramahnya, setiap pekan bertemu karena Gus Dur dengan Vespa-nya menjemput Mbak Nur (Ibu Sinta), redaktur budaya majalah Zaman dan saya reporter di situ. Waktu Gus Dur Presiden, saya termasuk redaksi Zaman yang beberapa kali diundang ke istana untuk makan enak. Juga membantu saya yang saat itu kerja sosial di perkampungan pemulung dekat rumah saya. Dengan latar belakang seperti itu, Cak Imin mungkin menganggap saya dekat dengan Gus Dur dan Mbak Nur.

Baca Juga  Pengurus PWI Pusat Pertimbangkan Adukan Hendry Bangun ke Polisi dan KPK karena Korupsi Uang Negara

Maka ketika Cak Imin bersengketa dengan Gus Dur, saya diajak sahabat saya berkunjung di rumahnya di kawasan Kuningan. Kami ngobrol, ditemani Mas Jazilul Fawaid yang kini Wakil Ketua MPR RI. Tentu termasuk kemungkinan Cak Imin berdamai dengan Gus Dur. Saya hanya bilang, berseteru dengan Gus Dur itu hanya bisa kalah atau menang. Kebanyakan kalah. Kalau Cak Imin melawan dan menang, itu luar biasa.

Dan Cak Imin jadi Ketum PKB, beberapa kali mendeklarasi diri sebagai Bacapres, dan kini jadi Cawapres Anies. Cak Imin adalah aktivis, politisi sekaligus “ustad”, yang orasinya lebih sempurna dibanding Anies. Cak Imin lebih cethar, istilah now-nya. Tengok saja, pemanggilan KPK yang oleh publik dikaitkan dengan rekam jejak kardus durian, oleh Cak Imin disebut, “Saya telah membantu KPK dst.” Saat merespon Ketua PBNU yang tidak berpolitik, “Politik itu berat. Biar PKB saja,” kata Cak Imin, cethar, dan menjadi judul berita. **

Baca Juga  Pak Mahfud, Bersiaplah!

Harry Tjahjono
9/9/2023

Share :

Baca Juga

Berita

Seragam Hitam Pengawal VVIP, Siapa Yang Pertama Memakainya?

Berita

Hari Gini Bikin Radio?

Berita

Padi Trisakti Dapat Mengakselerasi Kebangkitan Sektor Pertanian

Berita

Tiga Pilar Menteng Pantau Depan Kantor KPU R.I Jelang Pilkada
Secata Magetan

Berita

Mengenang Saat di ‘’Kawah Candradimuka’’ Dodik Secata Magetan
Laksamana

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Indikator Kematian
madonna

Berita

Madonna Gusar Menggugat Puting!

Berita

Turut Berperan Majukan Pariwisata Labuhan Bajo, Kuku Bima Terima Penghargaan