Jakarta, Defacto – Panitia kompetisi sepakbola Liga U-17 Piala Gubernur Jakarta, Kamis (17/10/2024) melakukan sosialisasi penyelenggaraan kompetisi di Cafe Lapangan Sepakbola Pancoran Soccer Field (PSF), MBAU, Pancoran, Jakarta Selatan.
Sosialisasi yang diikuti oleh 18 klub calon peserta kompetisi Liga U17 ini menghadirkan Penasihat sekaligus Pendiri Kompetisi Liga U17, J. Erwiyantoro atau dikenal dengan panggilan Mbah Cocomeo, Sekjen Panitia Taufik Jusral Effendi, dan Plt. Ketua PWI Jakarta, Ariandono Dijan Winardi (Doni), dan dipandu oleh Bendahara Panitia Kompetisi Liga U17 Fatih Tjabanto.
Dalam kesempatan tersebut Mbah Cocomeo menjelaskan tentang tujuan diadakannya kompetisi, yakni untuk mengisi kekosongan kompetisi sepakbola usia muda di Indonesia, khususnya di Jakarta. Sistem kompetisi penuh sengaja dipilih untuk memberi pengalaman bertanding yang cukup sesuai standar FIFA, bagi para pemain muda. Kompetisi akan mulai bergulir pada Januari 2025.
“Selain mengisi kekosongan, karena tidak ada kompetisi reguler di Indonesia, tentu saja kami juga akan mencari calon-calon pemain untuk Timnas. Hasilnya nanti akan kami sarankan ke PSSI, supaya kita tidak bergantung terus kepada pemain naturalisasi,” kata Mbah Coco.
Menurutnya kompetisi Liga U17 yang diadakannya ini akan mencatat data seluruh pemain, dipantau kemampuannya oleh para talent scouter sehingga akan diperoleh para pemain pilihan dari semua posisi.
Sekretaris panitia Taufik Jusral Effendi menegaskan, kompetisi ini diadakan untuk seluruh klub yang memiliki pemain U17, dan akan berlangsung selama 9 bulan. Oleh karena itu secara periodik klub juga boleh menambah pemainnya, untuk menjaga agar tetap bisa mengikuti kompetisi, meskipun ada pemainnya yang berhalangan.
“Yang perlu diketahui, kompetisi ini tidak memungut uang pendaftaran, atau uang apapun dari klub peserta. Jadi klub betul-betul bisa berkonsentrasi untuk mengikuti kompetisi tanpa harus memikirkan uang pendaftaran,” kata Taufik.
Kebijakan panitia untuk tidak memungut biaya pendaftaran, disambut baik oleh seluruh peserta.
“Ini sangat luar biasa. Kami sangat membutuhkan kompetisi di Jakarta, terutama yang U17, karena siswa-siswa binaan kami perlu jam terbang yang lebih banyak, supaya mereka lebih berprestasi. Ini mengisi kekosongan di mana sudah jarang sekali kompetisi anak-anak, terutama U17. Mudah-mudahan dengan adanya Liga ini, anak-anak lebih berprestasi,” kata Firdaus dari Bina Mutiara FC.
Menurut CEO klub ABC Wirayudha, Riko, Axdcini adalah sebuah kompetisi, bukan turnamen yang sangat positif bagi pembinaan para pemainnya. “Ini harapan masa depan pemain-pemain kami. Mudah-mudahan Liga U17 tetap ada, sehingga pemain bisa terus mengikuti jenjang selanjutnya. Setelah Piala Suratin akan langsung ke U19,” ujarnya.
Faisal dari klub Urakan menegaskan Kompetisi Liga U17 ini merupakan kegiatan sepakbola yang ditunggu-tunggu. Sebab tanpa kompetisi, pemain-pemain kami kurang berkembang.Ini harapan bagi pemain-pemain kami ke depan.”
Hal senada disampaikan oleh Mama Rangga dari klub Pemuda Jaya. Menurutnya, Kompetisi Liga U17 ini adalah kegiatan positif bagi anak-anak muda.
“Daripada mereka bermain gangster yang menghabiskan waktu sia-sia, kan lebih baik mengikuti kegiatan positif ini.11 Dia berjanji akan mendorong anak-anak anggota klubnya untuk lebih keras berlatih, demi mengikuti kompetisi Liga U17 ini. (MB)