Home / Berita / Esai / Sastra

Jumat, 24 November 2023 - 14:22 WIB

Rendra

RENDRA. “Ma, nyamperin matahari dari satu sisi.
Memandang wajahmu dari segenap jurusan.”

Demikian Rendra membuka Pamplet Cinta, yang ditulisnya di Pejambon, Jakarta, 28 April 1978. Pamplet yang membuat saya, perlahan-lahan, belajar memahami bahwa memandang manusia hendaknya dari pelbagai sisi. Bahwa suatu fakta bukanlah matahari, yang hanya terang dan cahaya, melainkan gumpalan realita yang butuh ketekunan untuk menelisik dan memahaminya. Dengan demikian saya menjadi terlatih untuk menunda ketergesaan mengambil kesimpulan.

Baca Juga  Galeri Ulos Sianipar di Medan Berdiri Sejak 1992

Rendra, bagi saya, mengajari untuk lebih teliti, lebih sareh, lebih dingin sebelum mengambil suatu kesimpulan. Seperti kata pepatah, “Jangan membanting pintu terlalu keras, karena siapa tahu suatu saat kita akan mengetuknya lagi.”

Baca Juga  Lebih Baik ke Penjara

Sejak diserang stroke, Rendra kembali menyelinap di ingatanku. Ketika menghadapi istri, yang berubah jadi sipir, “Jangan merokok. Tidak usah ngopi. Harus mandi, karena keringatmu bau obat. Makan buah sebanyak-banyaknya. Nggak usah mikir macem-macem. Jangan rumit!” kata istri hampir setiap hari.

Baca Juga  Ketika "Citayam Fashion Week" Bukan Lagi Milik Anak Citayam!

Dan saya kembali teringat Rendra. Pada kepingan sajaknya yang saya suka:
Kekasihku.
Gugur, ya, gugur
semua gugur
hidup, asmara, embun di bunga
yang kita ambil cuma yang berguna.

Ah, Mas Willy…**

Harry Tjahjono
24.11.2023

Share :

Baca Juga

Esai

“Mendung Bukan Berarti Hujan. Kawan, Mari Kita Bernyanyi”

Berita

Integrasi Transportasi Wujudkan Perkotaan yang Lebih Nyaman

Berita

Indonesia akan Jadi Negara Besar Kalau Pancasila Diterapkan dengan Benar

Berita

Laporan Promotor Musik Sofyan Ali Diabaikan, Giliran Lawannya Lapor, Polisi Gercep
Karikatur

Esai

Selamat Datang Corona

Sastra

Pemikiran Abdul Hadi WM Masih Relevan Sampai Hari Ini

Esai

Republik Mubazir

Berita

HEKRAFNAS Jadi “Lebaran” Para Pelaku Ekonomi Kreatif Indonesia