Home / Olahraga & Hiburan

Sabtu, 13 November 2021 - 18:18 WIB

Jurnalisme Marketing dan Kartu Pos Wini

deFACTO – Dalam menjalankan profesinya, wartawan juga perlu memikirkan kelangsungan hidup media tempatnya bekerja.

Namun demikian bukan berarti wartawan harus mengenyampingkan idealisme dan melanggar kode etik jurnalistik. Dengan memegang teguh prinsip-prinsip kewartawanan, jurnalis tetap bisa membuka peluang berbisnis dengan bekal kemampuannya menulis.

Aris Muda Irawan, mantan jurnalis yang kini menjadi film marketing di rumah produksi Sinemata Indonesia Pratama menyampaikan hal itu ketika menjadi pembicara dalam acara yang diadakan oleh Forum Wartawan Hiburan (Forwan) saat  Jambore Forwan di Lingkung Gunung, Cikereteg, Bogor, Sabtu (13/11/2021).

Baca Juga  Tiga Film Horor Indonesia Diputar di BIFAN, Lima Proyek Lainnya Masuk Seleksi Pitching

Makalah yang disampaikan Aris berjudul Jurnalisme Marketing – Konvergensi Independensi.

Menurut mantan jurnalis Tabloid Citra yang pernah bekerja di rumah produksi Sinemart dan Multivision Plus itu, dengan kemampuannya menulis wartawan bisa melakukan banyak hal. Mulai dengan membuat press release, menulis skenario, copy writer, menjadi marketing produksi bahkan produser.

“Yang terpenting adalah memahami untuk apa kita bekerja dan kepada siapa kita bekerja. Mungkin saja ketika ada permintaan klien, idealisme kita terusik. Tetapi kita bisa menyodorkan fakta berdasarkan riset, lalu mengemaskan sesuai keinginan klien. Kita bisa bernegosiasi dan melakukan dialog di sini. Banyak kok klien yang bisa menerima argumen yang kita sampaikan,” kata lelaki kelahiran Surabaya, 23 April 1967 ini.

Baca Juga  Lomba Motor Oprekan di Taman Benyamin Suaeb

Selain berhubungan dengan produksi, kemampuan mempromosikan sebuah produk juga menjadi keahlian yang bisa dimiliki oleh wartawan.

Relevan dengan materi yang disampaikannya dalam diskusi di Jambore Forwan, saat ini Aris sedang memromosikan film produksi perusahaan tempatnya bekerja, Sinemata Indonesia Pratama. Film yang dipromosikannya berjudul Kartu Pos Wini.

Film ini menceritakan sosok Wini yang menyandang Leukimia dan bertemu dengan sosok Ruth, wanita muda yang terobsesi punya cita-cita sebagai staf kantor pos. 

Baca Juga  Banyuwangi Ethno Carnival Bisa Jadi Percontohan Penyelenggaraan Event Nasional

Makin intens drama kisah Kartu Pos Wini ini ketika sahabat pena Ruth memberi hadiah kejutan, meluluskan proposal pengobatan ke Amsterdam, Belanda. Twist cerita Kartu Pos Wini tak terduga menjadikan, film ini menjadi kisah menarik.

Selain isu tentang penyakit kanker, film yang disutradarai Tarmidzi Abka bermuatan romansa.

“Selain memuat pesan-pesan tertentu di dalamnya, film ini seakan mewakili problem kita kebanyakan,” kata Aris Muda
yang menjadi produser film ini. man

Share :

Baca Juga

Berita

Serahkan Pengelolaan JIS Kepada Persija
Karikatur

Esai

Engkau Pasti Tahu Aku Tak Punya Uang

Olahraga & Hiburan

Penyanyi Senior Nindy Ellese Meninggal Dunia Setelah Berjuang Melawan Kanker Payudara

Olahraga & Hiburan

Dari Tiga Film “Naga Bonar” yang dibintangi Deddy Mizwar, Mana Terbaik?
Gong Yoo

Berita

Aktor Squid Game, Gong Yoo Resmi Membuat Akun Instagram Pribadinya

Berita

IN MEMORIAM VERAWATY (1 Oktober 1957-21 November 2021)
Mayangsari

Esai

INSTAGRACE: Keseharian Cinta Bambang Trihatmojo dan Mayangsari

Olahraga & Hiburan

Luncurkan Film Perdana, E Komik Pictures Gandeng Komika Sebagai Penulis dan Sutradara