Defacto – Nama sekolah Perkumpulan Mandiri memang belum sepopuler nama beberapa sekolah swasta terkenal di Indonesia, seperti, katakanlah, Al Azhar, Penabur, Tarakanita, atau sekolah-sekolah swasta terkenal lainnya.
Urutan foto kiri ke kanan: Linda Suwahjo, Board of Director, Gary Tan, Board Member Aryo Djojohadikusumo, Board Member; Edwin Soeryadjaya, Board Member; Evika Loupatty, Parent Teachers Organization (PTO); Amanda Subagio, Parent Teachers Organization (PTO); Rd. Parwita Dewi, Parent Teachers Organization (PTO); Yenny Chandra, Board of Director; dan Glenn Thompson, Board of Director.
Namun dengan mengusung kurikulum berbeda dengan beberapa sekolah swasta lainnya, tidak tertutup kemungkinan sekolah swasta yang baru berdiri sejak tahun 2015 ini, akan menjadi incara para orangtua maupun calon siswa, yang ingin menjadi SDM terbaik di masa depan.
“Sekolah kami menggunakan dua kurikulum. Yakni kurikulum nasional dan Cambridge. Untuk kurikulum nasional kami mengambil mata pelajaran PPKN, Bahada Indonesia dan Agama, yang wajib diikuti. Pelajaran lain kami mengikuti kurikulum Cambridge,” kata Arief Saptaliputra, salah seorang guru di Sekolah Perkumpulan Mandiri (SPM) kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Thea, siswa Kelas IX mengaku masuk ke perkumpulan mandiri karena tertarik karena kurikulum Cambridge, yang diberikan sekolah ini.
Menurut Arief Saptaliputra, di SPM siswa bukan hanya dididik secara akademik, tetapi ditekankan juga untuk belajar menjadi manusia yang mandiri, berinisiatif, adaptif, dan mampu mengatasi persoalan (solving problem). Siswa juga disiapkan agar mampu berkiprah di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat internasional. Tidak berlebihan jika sekolah ini menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. SPM juga menerapkan Seven Habits (tujuh nilai dasar) sebagai dasar pembentukan sikap dan perilaku siswa.
Ketujuh nilai dasar itu adalah: – Bersikap proaktif, lebih berinisiatif; 2. Mulailah memhami target akhir, melatih anak-anak untuk memahami apa yg dicapai, setelah lulus; 3. Mendahulukan yang utama, atau berlatih membuat prioritas; 4. Berpikir untui sama-sama menang, atau mendapatkan solusi yang enak dengan semua pihak; 5. Mau mendengarkan orang lain sebelum berbicara; 6. Sinergi bersama, kerja kelompok, atau mengelompokan murid dari kelas berbeda; dan 7. Melatih yang kita punya, seperti manajemen waktu dan lain sebagainya.
Agar proses belajar / mengajar menjadi efektif, setiap kelas hanya diisi oleh tidak lebih dari 24 siswa. Dan seluruh siswa diwajibkan untuk menjadi siswa aktif di dalam kelas, selain wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Menurut siaran pers yang diterima redaksi,
SPM memegang keunggulan sebagai sekolah Lighthouse pertama di luar Amerika, sebuah bukti terhadap komitmen terhadap program Leader in Me. Program ini memberdayakan siswa dengan keterampilan, kepercayaan diri, dan kemampuan beradaptasi yang diperlukan untuk unggul di dunia modern.
Ruang kelas di sekolah ini dibuat super nyaman dengan layar besar, laboratorium teknologi tinggi untuk sains, eksperimen, dan area Maker Space tempat ide paling gila diwujudkan.
Siswa yang memiliki kemampuan kreatif seperti bermain drama, musik, dan banyak lagi— akan mendapatkan kesempatan untuk mengasah bakatnya agar lebih bersinar! Begitu pula bagi pecinta olahraga, SPM memiliki lapangan bola basket luar ruangan, bulu tangkis, dan arena futsal dalam ruangan. Perpustakaan yang nyaman dan kafe juga tersedia.
SPM sangat menekankan pemberian pengalaman kehidupan nyata kepada siswa yang memperluas wawasan mereka cakrawala. Siswa tenggelam dalam beragam budaya, sudut pandang, dan situasi melalui peluang belajar berdasarkan pengalaman, mempersiapkan mereka untuk dunia yang saling terhubung.
Mengikuti berbagai lomba sains atau ketrampilan lain di dalam dan luar negeri bukanlah kegiatan yang aneh bagi para siswa. Beberapa siswa pernah mengikuti lomba debat di Yale University Amerika, bahkan di kantor pusat PBB di New York.
“Dengan mengikuti lomba di luar negeri, bukan saja membuat kami percaya diri, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berkenalan dengan siswa dari negara lain,” kata Abel, siswa Kelas X, yang masuk SPM sejak TK karena didaftarkan oleh orangtuanya.
Sekolah Perkumpulan Mandiri adalah lembaga pendidikan terkemuka yang berkomitmen menyediakan pengalaman belajar yang komprehensif dan transformatif. Berfokus pada keunggulan akademik, pengembangan karakter, dan keterlibatan masyarakat, sekolah telah terbentuk pemimpin masa depan.
Sekolah ini berdiri sejak tahun 1994, dengan nama PSKD Mandiri. Dan sejak tahun 2015 berubah namanya menjadi Sekolah Perkumpulan Mandiri (SPM).
Selain memiliki tempat belajar di Jl. Sam Ratulangi, Jakarta Pusat, SPM telah berhasil melakukan topping-off upacara pembukaan Kampus SMP & SMA baru di Panglima Polim. Acara ini, diadakan pada Tanggal 24 Januari 2024 ini. Kampus Baru Panglima Polim sendiri akan dibuka pada Juli 2024 mendatang. (hw)