Home / Wisata & Budaya

Kamis, 27 Februari 2025 - 20:13 WIB

Indonesia-Swiss Lanjutkan Kerja Sama Perkuat Pendidikan Vokasi Berbasis Dual VET

Jakarta, Defacto – Indonesia melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melanjutkan kerja sama dengan Pemerintah Swiss dan Sekretariat Negara untuk Urusan Ekonomi (SECO) dalam mengimplementasikan pendekatan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Ganda atau Dual Vocational Education and Training (Dual VET) sebagai solusi strategis dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja Indonesia sekaligus meningkatkan daya saing ekonomi.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar, Martini M. Paham, dalam sambutan pembuka di acara “Skills in Action Forum: Advancing Competitiveness” di Mendara Danareksa, Jakarta, Kamis (27/2/2025) mengatakan pariwisata Indonesia menitikberatkan pada quality tourism untuk dapat memberikan pengalaman yang berkualitas bagi wisatawan.

“Ini dilakukan dengan menyiapkan SDM yang kompeten dan profesional sesuai dengan kebutuhan pasar. Salah satunya melalui pendidikan vokasi yang berorientasi pada praktik sebagai fondasi utama dalam mencetak tenaga kerja yang unggul,” kata Martini.

Hal tersebut dibuktikan melalui kerja sama yang telah terjalin sejak 2018, dengan mulai menerapkan pengembangan keterampilan dengan pendekatan Dual VET yaitu Skills for Competitiveness (S4C) dan Sustainable Tourism Education Development (STED).

Kedua inisiatif tersebut mengintegrasikan pembelajaran di lembaga pendidikan dan di tempat kerja. Pemerintah Swiss dalam hal ini juga turut bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian, serta politeknik di bawah naungan Kemenpar dan Kemenperin. Poltekpar Lombok terpilih menjadi lembaga pendidikan pada fase pertama dalam kolaborasi ini.

Baca Juga  Laksamana Sukardi Gandeng Harry Tjahjono Cegah Dampak Negatif Konten Youtube Pada Anak

Kini, kerja sama tersebut memasuki fase kedua bersama Swisscontact sebagai lembaga pelaksana yang akan berlangsung hingga 2027 di enam Poltekpar di bawah naungan Kemenpar. Upaya ini untuk mengatasi kesenjangan pendidikan sekaligus meningkatkan daya saing tenaga kerja dan perusahaan di Indonesia.

Selama penerapan STED, Politeknik Pariwisata Lombok pada 2024 berhasil mencetak lulusan yang telah bekerja dalam jangka waktu 6 hingga 12 bulan setelah lulus dengan presentase sebesar 70,6 persen.

Sebelumnya pada fase pertama, Kemenpar bersama SECO telah berhasil mengimplementasikan berbagai program mulai dari program Community Coaching on Sustainability (COCOS) untuk SUSTOUR Project pada 2022 dan 2023 yang telah memberikan dampak positif dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

Hingga 2023, program ini telah mendampingi 8 desa, melatih 34 master trainer, dan 36 pelatih baru, serta membantu 7 penyedia layanan konsultasi yang menjual layanan mereka ke pemerintah dan yayasan swasta. Selain itu, program ini juga mendorong pengembangan 10 produk dan layanan tur berkelanjutan baru yang meningkatkan daya saing destinasi berbasis komunitas.

Kemudian, program Training of Trainers (ToT) on Hospitality Practices on Sustainability dan program pelatihan The Swiss Federation for Adult Learning (SVEB) yang mengadopsi pendekatan Swiss dalam meningkatkan pengajaran berbasis praktik.

“Saya sangat mengapresiasi Pemerintah Swiss dan SECO atas dukungan dan kerja sama yang luar biasa. Mari kita kembali bekerja bersama untuk mencetak generasi unggul yang dapat membawa SDM Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih kompetitif,” kata Martini.

Baca Juga  Bupati Magetan Injak Cat di Festival Soerjo 2021

Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, Olivier Zehnder, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia luar biasa. Indonesia saat ini bercita-cita untuk mencapai tujuan pertumbuhan PDB tahunan sebesar 8 persen untuk memenuhi tujuan jangka pendek dalam Asta Cita dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Kehadiran sumber daya manusia yang unggul akan sangat penting dalam mencapai tujuan ini. Dan untuk mencapai tujuan ini diperlukan lebih dari sekadar kebijakan pemerintah dan reformasi pendidikan. Partisipasi aktif bisnis dalam pengembangan tenaga kerja dan keterampilan sekarang lebih penting dari sebelumnya,” kata Olivier.

Lebih lanjut, Olivier mengatakan ekonomi yang kompetitif dibangun atas tenaga kerja terampil, adaptif, tangguh, dan siap memenuhi permintaan ekonomi yang berkembang pesat. Karenanya, fase baru ini berfokus pada penanganan tantangan yang tersisa untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia sebagai kekuatan yang lebih besar dan memperkuat daya saing.

“Kami yakin dengan pendekatan pendidikan dan pelatihan vokasi ganda, kita dapat memainkan peran transformatif dalam menutup kesenjangan keterampilan di Indonesia,” kata Olivier.

Untuk menyoroti keberhasilan inisiatif Dual VET fase pertama, menanggapi tantangan pasar tenaga kerja, dan lebih meningkatkan implementasi Dual VET di Indonesia, Swisscontact selaku implementor S4C dan STED mengadakan forum bertajuk
“Skills in Action: Advancing Competitiveness.”

Baca Juga  Ridwan Kamil di Tengah Perseteruan Ganjar Dengan Puan

Kehadiran forum ini bertujuan untuk menjadi wadah bagi pemerintah, lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan, sektor swasta, dan pemangku kepentingan terkait untuk terlibat dalam dialog berbagi wawasan, dan mendiskusikan solusi yang berkelanjutan.

Dalam forum ini menghadirkan sederet panelis diantaranya Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur dan Pendidikan Vokasi Kemenpar, Andar Danova L. Goeltom; Direktur Eksekutif Wise Steps Foundation, Ayu Adityani Masita; Manager Optimalisasi Teknis dan Produksi, Nippon Shokubai Indonesia (NSI), Daryanto; Direktur Politeknik Industri Petrokimia Banten, Supardi; dan Ketua Komite Tetap Pelatihan Vokasi, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Wisnu Wibowo.

Pada sesi panel ini menyoroti perlunya adaptasi dan inovasi dalam pendidikan vokasi. Dari mulai politeknik, layanan penyedia jasa dan tentunya perusahaan. Semua elemen ini memiliki peran yang krusial dalam membentuk ekosistem yang harus mendukung agar tidak hanya responsif terhadap kebutuhan industri, tapi juga proaktif. Sehingga mampu berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan ekonomi.

Pada kesempatan yang sama hadir Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri, Kementerian Perindustrian, Masrokhan; Deputy Head of Mission of the Embassy of Switzerland in Indonesia, Mathias Domenig; Head of Economic Cooperation and Development, SECO, Violette Ruppaner; dan Program Manager S4C dan STED, Daniel Weibel. (*/hw)

Share :

Baca Juga

Wisata & Budaya

Bicang-Bincang Novel “Sinar” — Menulis Adalah Terapi Buat Rayni N. Massardi
Museum Ghilbli

Berita

Penggalangan Dana untuk Museum Ghibli Sentuh Angka Rp 4,4 Milliar

Wisata & Budaya

Ranking Pariwisata Indonesia Lewati Thailand, Malaysia dan Vietnam
Pudensari

Bisnis & Kuliner

‘’Ruh’’ Sadar Wisata Pasar Pundensari Kabupaten Madiun
Batik

Berita

Pariwangi, Batik Unggulan Desa Ngampel Mejayan Kabupaten Madiun

Wisata & Budaya

Menekraf Riefky dan Mari Pangestu Berdialog Bahas Ekraf Sebagai New Engine of Growth

Wisata & Budaya

Masjid Raya Sultan Riau Penyengat Dibangun Tahun 1803

Wisata & Budaya

Kemenparekraf Dukung Pengembang Gim Indonesia Unjuk Gigi di Tokyo Game Show 2024