DeFacto.id- Hari ini, 7 Desember 1941, 80 tahun silam, secara mendadak pangkalan AL-AS di Pearl Harbor, Hawaii, diserang Jepang. Perang Dunia Kedua di kawasan Asia-Pasifik pun pecah.

Puluhan tahun kemudian, dua veteran peristiwa besar itu, pada tahun 2006 lalu, bertemu untuk pertama kali.
Kiri, Takesi Maeda, 85 thn, pilot pembom terpedo dan John Rauschkolb, juga 85 thn, kanan, kelasi kapal, yang bertempur mati-matian bagi negaranya.
Maeda menyerang dan John bertahan.
Pertemuan yang sangat emosional bagi keduanya. Mereka saling perpelukan, menitikkan air mata, dan mencoba mengingat-ingat posisi masing-masing saat kejadian,
“saya terbang dari utara. Mengarah deretan delapan kapal besar dan menjatuhkan terpedo untuk kapalmu” kata Maeda. John, juru signal kapal USS. West Virginia yang akhirnya tenggelam, merasakan kapal bergoncang hebat tatkala terpedo menghantam. Tubuhnya oleng, “kamu bisa saja membunuh saya” ucap John.
Maeda memeluk, “maafkan saya” katanya.

Keduanya lalu berangkulan, dan memahami posisi masing-masing bahwa saat itu mereka berada dalam situasi yang sulit, karena kedua negara tengah berperang.
Akibat serangan itu Amerika mengalami pukulan telak, 18 kapal perang tenggelam, empat diantaranya -battleship/ kapal perang besar, 2.403 prajurit gugur dan 1.143 orang terluka.
USS. Arizona (BB-39), salah satu battleship yang tenggelam, dibom tepat mengenai gudang amunisi. Arizona meledak dengan dahsyat dan terguling, mengubur hidup-hidup ratusan prajurit di dalam perutnya.
Ada upaya untuk mengelas perut kapal, untuk menolong yang masih hidup, tapi baja yg demikian tebal tidak mudah ditembus.

Hari Minggu
Serangan datang tepat di hari Minggu yang tenang dimana semua orang sedang libur dan tengah terlelap di dalam kabin.
Penentuan hari serbuan -harus hari Minggu- dirancang dengan detil oleh Isoroku Yamamoto, sang arsitek serangan.
Sebagai mahasiswa lulusan Harvard sekaligus pernah menjadi Atase AL Jepang di Washington, ia tahu benar kebiasaan orang Amerika yang banyak beristirahat di hari Minggu. Sebagian besar ke gereja, dan sebagian lagi asyik tidur!
Arizona tak tertolong, tubuhnya dibiarkan apa adanya dan kemudian dijadikan monumen sekaligus Taman Makam Pahlawan. *Gun
