DeFacto. Meski menjabat Ketua DPR RI dan putri Ketua Umum PDIP Megawati, jalan menuju pencapresan 2024 Puan Maharani tidak lantas mulus.

Popularitas putri mahkota PDIP itu, setidaknya di Jawa Tengah, tergerus kemonceran Ganjar Pranowo yang lebih dulu tampil di medsos dan akar rumput banteng moncong putih.
Hiruk pikuk kekisruhan pendukung Ganjar dengan elite PDIP menambah popularitas Puan semakin terpuruk sekaligus menempatkan Gubernur Jateng memenangi hasil survei sejumlah lembaga survei.
Lembaga Poltracking Indonesia (LPI), misalnya, menempatkan Ganjar Pranowo sebagai Capres urutan pertama dengan tingkat elekbilitas 22.9%. Sedangkan dari 15 nama Capres yang disurvei LPI,
Puan Maharani berada di urutan delapan dari 15 nama Capres dengan elekbilitas 1,9%.
Fakta tersebut boleh jadi membuat Puan Maharani belakangan ini melansir isu-isu yang bersentuhan langsung dengan kepentingan langsung dengan masyarakat.

“Saya mendorong agar kenaikan upah minimum tahun 2022 dapat direalisasikan secara optimal demi pemulihan kesejahteraan rakyat, khususnya kaum buruh yang terdampak pandemi Covid-19. Terlebih pada tahun 2021 tak ada kenaikan upah minimum akibat menurunnya perekonomian nasional. Kenaikan upah akan mampu membangkitkan daya beli buruh, dengan demikian kesejahteraan mereka juga akan meningkat,” kata Puan di instagramnya.
Selain UMR, Puan juga menyoal tarif PCR, “Pemerintah harus memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait peraturan Inmendagri Nomor 53 Tahun 2021. Jika syarat tes PCR bagi pelaku penerbangan adalah solusi terbaik maka harga PCR test harus ditekan dan seragam di seluruh daerah.Utamakan keselamatan masyarakat, jangan sampai kasus Covid-19 naik lagi, tapi juga jangan membuat peraturan yang membingungkan dan memberatkan.” *