Sikap Menkopolhukam Prof. DR M. Mahfud MD ketika mengikuti dengar pendapat dengan Komisi III DPR, Rabu (29/3/2027) sangat menarik perhatian masyarakat. Mahfud terlihat sangat percaya diri dan berani menghadapi Anggota Dewan, yang biasanya bersikap arogan, seringkali menjadikan tamu-tamunya (mitra Komisi DPR) sebagai bulan-bulanan. Berkata kasar, membentak bahkan mengusir tamu yang diundang, seolah sang tamu adalah bawahan atau jongosnya.

Tetapi Mahfud MD tidak. Ketika ia mendengar dirinya akan dipidanakan oleh Anggota Komisi III DPR karena memgungkapkan adanya transaksi liar sebesar 300 trilyun lebih di Kemenkeu, dia balik menantang.
“Saya akan datang ke Komisi III nanti. Saya akan hadapi mereka. Tolong Arteria Dahlan, Benny K Harman dan Asrul Sani juga hadir. Jangan beralasan ada tugas lain, sehingga tidak hadir waktu dengar pendapat dengan saya!” tegas Mahfud kepada wartawan, sebelum bertemu Komisi III DPR.
Mahfud MD ternyata membuktikan ucapannya. Sebelum dirinya dikeroyok, diteror oleh Anggota Komisi III DPR dalam dengar pendapat Rabu kemarin, Mahfud lebih dulu “ngegos” sang tuan rumah yang galak. Menurut Mahfud, DPR dan pemerintah setara. Tidak boleh ada yang merasa lebih tinggi dari yang lain.
Anggota Komisi III bukan tidak bereaksi. Arteria Dahlan bahkan menyatakan siap menerima resiko terburuk sebagai anggota DPR, jika itu konsekwensi yang harus dihadapinya, sebagai implikasi dari sikapnya sebagai anggota dewan.
Anggota DPR — apalagi di Komisi III yang terkenal dihuni oleh para “jagoan” hukum — tentu harus jaga gengsi. Tetapi dalam dengar pendapat dengan Mahfud MD, mereka terkesan lebih jinak.
Selama ini Mahfud MD dikenal cukup berani, memiliki integritas dan tidak tersandera oleh kepentingan politik apapun. Dia cepat menguasai diri dalam posisi sulit sekalipun. Latar belakangnya sebagai akademisi, anggota DPR, Menteri Pertahanan di era Presiden Abdurrahman Wahid hingga menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi, membuatnya cukup matang menghadapi dinamika politik dan hukum di Indonesia yang sulit diduga. Ibarat pedang, dia sudah ditempa di tungku-tungku bersuhu tinggi.
Semua jabatan yang dipegangnya itu rawan godaan, termasuk di Mahkamah Konstitusi yang sangat powerfull. Pengganti beliau di MK Akil Mochtar, ditangkap KPK karena menerima suap!
Melihat integritas dan keberaniannya di kancah hukum dan politik Indonesia, Mahfud MD merupakan sosok yang pantas untuk memimpin Indonesia ke depan. Di negara yang sangat pluralis ini, di mana selalu saja ada kelompok-kelompok yang memaksakan ideologinya, dibutuhkan seorang pemimpin yang berani dan tegas, seraya mampu menjaga kemajemukan bangsa. Mahfud MD memiliki kriteria itu.
Ketika Jokowi terpilih untuk keduakalinya sebagai Presiden, tahun 2019 lalu, sempat ramai dihicarakan, Mahfud MD akan dipilih sebagai wakilnya. Tetapi karena pertimbangan kalkulatif, Jokowi akhirnya memilik Ma’ruf Amin. Mahfud tidak kecewa. Dia tetap masuk dalam Kabinet di bawah Jokowi. Apalagi rival Jokowi dalam Pilpres, Prabowo Subianto juga masuk gerbong Jokowi.
Bagi pendukung Jokowi, Mahfud MD memang sedikit memiliki “cacat” ketika dia masuk dalam tim pemenang Prabowo Subianto dalam Pilpres 2014. Tetapi dia tidak mendukung siapa pun dalam Pilpres 2019. Pendukung Jokowi harus melihat Mahfud MD sudah kembali ke jalan yang benar.
Menjelang Pilpres 2024 nama Mahfud MD belum masuk kelompok papan atas sebagai Balon Presiden yang diinginkan rakyat. Tiga besar unggulan dalam survey masih pada nama-nama Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Dibanding ketiganya, Mahfud MD jelas memiliki nilai lebih.
Mahfud MD memang tidak masuk balon dengan elektabilitas tinggi, karena selama ini tidak ada partai yang berniat mengusungnya. Dari mulut Mahfud MD juga belum pernah kedengaran dirinya akan maju dalam Pilpres 2024 mendatang.
Mengingat negara sangat rawan ancaman kelompok yang ingin memaksakan ideologinya, dan itu bisa mengancam kemajemukan bangsa, tokoh pluralis yang berintegritas seperti Mahfud MD perlu untuk menjadi pemimpin bangsa, agar keindonesiaan tetap terjaga. Mahfud MD juga tidak boleh merasa sungkan, apalagi takut disebut ambisius. Negara ini perlu diselamatkan. Yang bisa melakukan hanyalah orang yang berani dan berintegritas seperti Mahfud MD. Mahfud MD harus berani masuk, dan parpol yang ingin menyelamatkan Indonesia harus mengusungnya. Pak Mahfud! (herman wijaya)