DeFACTO.id – Reuni itu bukan sekadar pertemuan atau hanya sekadar kangen-kangenan. Namun lebih jauh dari itu. Reuni juga sebagai ajang untuk mengenang kembali pengalaman masa lampau yang tak terlupakan. Karena itulah Reuni Akbar angkatan 77 Dodik Secata Magetan yang akan digelar setelah Idul Fitri mendatang mengambil lokasi di Dodik Secata Magetan

Hari Sabtu (17/02) suasana Joglo Palereman Kelun, Kota Madiun tampak berbeda. Hari itu ada acara reuni angkatan 1977 Dodik Secata Rindam V/Brawijaya Magetan.
‘’Ini reuni tiga bulanan,’’ ungkap Pak Jumain, bendahara wilayah barat alumni Dodik Secata.
Angkatan 77 ini berjumlah 510 mereka dulunya prajurit TNI AD yang bertugas di Batalion 501 Bajra Yudha. Setelah purna tugas, kembali ke daerah asalnya. Di wilayah barat, meliputi Kota/Kabupaten Madiun, Magetan, Ngawi bahkan termasuk Pacitan.

Dalam kesempatan itu pula telah direncanakan reuni akbar secara menyeluruh. Tempatnya direncanakan sengaja di Dodik Secata Magetan. Maksudnya, sekalian mengenang suka duka sewaktu menjalani pendidikan di ‘’kawah Candradimuka’’ untuk menjadi prajurit yang disiplin, trengginas, tangguh dan tanggon.
‘’Jadi kalau kita bereuni di Dodik Secata, juga untuk mengenang kembali bagaimana kita saat itu,’’kata Pak Rohani, ketua alumni sektor barat.
Maklum, sejak selesai menjalani pendidikan, mereka jarang bertemu. Sebab mereka menjalani tugas di masing-masing kesatuan. Di antaranya, ada yang ditempatkan di Kostrad, brigif 18 Malang, 501, 502 dan sebagainya.
‘’Dan sejak kesibukan tugas masing kita jadi jarang bertemu,’’ kata Pak Rohani..
Memang kenangan lama selama di kawah Candradimuka tak akan pernah hilang dari ingatan. Beratnya pendidikan menjadi calon prajurit, menjadi kenangan manis pada saat sudah purna tugas. ‘’Itulah yang ingin kita kenang dalam reuni akbar nanti, mengapa kita mengambil lokasi di situ’’ katanya.
Memang banyak tempat untuk pertemuan semacam itu. Bahkan mungkinjuga bisa menekan anggaran. Namun kalau kemudian disepakati di base camp saat pendidikan, juga untuk mengenang suka duka selama di kawah Candradimuka.
Karena selama menjalani pendidikan banyak suka duka yang dialami. Seperti saat Pak Rohani keluar asrama untuk membeli singkong tanpa ijin. Ia kepergok pelatih lalu dihukum harus menghabiskan singkong yang dibelinya itu sampai habis.
Selain itu juga untuk mengenang kembali. Dimana setiap hari lari-lari dan sering makan kangkung bersama. Ini jelas kenangan indah yang tak akan terkikis oleh waktu.
Namun diakui bahwa masa pendadaran yang cukup berat dirasakan itu, justru mampu membentuk jiwa patriotik. Selwebihnya mampu menjalankan tugas negara yang cukup berat. Misalnya tahun 1978 diterjunkan di Timor Timur. Harus bisa survival di hutan maupun gunung dengan jurang yang terjal sekali pun. Semua itu menjadi kenangan yang membanggakan.
Begitu purna, anggota TNI AD ini kembali ke masyarakat. Berbagai profesi baru mereka jalani. Termasuk juga ada yang jadi kepala desa.
Persaudaraan yang sudah terjalin puluhan tahun diharapkan terus terjaga dan turunkan ke anak cucu. ‘’Jangan sampai hilang,’’begitu harapnya.
Sementara itu, Pak Jumain yang ketempatan sebagai tuan rumah pertemuan rutin tiga bulanan mengatakan, sengaja acara diadakan di Joglo Palereman Kelun. Selain untuk memromosikan joglo itu, juga tidak bikin ribet. ‘’Di sini gak perlu masak. Karena sudah tersedia berbagai macam menu, yang bisa diambil sesuai selera,’’ katanya.* Yuliana.