DeFACTO.id – Pada hari Selasa (28/12/2021), Jepang merevisi jadwal ekspedisi luar angkasanya. Jepang menargetkan untuk membawa seorang astronotnya ke bulan, pada pertengahan— menjelang akhir— dekade ini (2025-2029).
“Garda terdepan luar angkasa, tidak hanya memberikan harapan dan mimpi kepada orang-orang, tapi juga menyediakan fondasi krusial bagi ekonomi masyarakat kita, yang secara tidak langsung memperlihatkan keamanan ekonomi Jepang,” kata Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida dalam sebuah acara pertemuan untuk meresmikan rencana tersebut.
Berdasarkan yang tertulis dalam draf jadwal keberangkatan luar angkasa, Jepang memang menargetkan untuk membawa orang pertama non-Amerika ke bulan. Rencana tersebut merupakan bagian dari program Artemis, yakni sebuah proyek yang diprakasarsai oleh Amerika Serikat untuk membawa kembali astronot ke bulan.
Dalam rencana tersebut, disebut kalau Jepang juga ingin mengirim robot penjelajah, untuk mengeksplorasi planet Mars pada tahun 2024 mendatang. Dan sekaligus mencari cara untuk menghasilkan tenaga elektrik surya di luar angkasa.
Sebelumnya, sekitar tiga pekan lalu, Japanese Aerospace Exploration Agency (JAXA), telah membuka lowongan pekerjaan bagi orang-orang yang berminat menjadi astronot. Menurut JAXA, mereka membutuhkan orang-orang dari latar belakang yang berbeda dalam misi ke bulan. Bahkan, JAXA juga sedang mencari astronot yang berasal dari generasi baru, dan astronot perempuan.
Selain itu, pada tanggal 19 lalu (19/12/2020), Yusaku Maezawa, seorang milyuner asal Jepang, resmi menjadi turis luar angkasa pertama yang menjelajahi The International Space Station (ISS), selama lebih dari satu dekade.* Icad N.G.