Menyimak Instagram adalah membaca pernyataan tentang berkah. Dengan sudut pandang begitu maka Instagrace menemukan hal-hal yang membahagiakan, yang penuh berkah dan karenanya menginspirasi.
Dari foto-foto yang dipetik dari Instagram @mayangsari_offial ini, misalnya, tergambar betapa banyak rintangan yang sudah dilampaui dan dikalahkan oleh pasangan Bambang Trihatmojo dan Mayangsari. Mereka berpacaran sejak 1997, kemudian menikah tahun 2000. Sebuah percintaan yang terhalang pelbagai rintangan tapi berujung kebahagiaan. Kisah cinta yang mengingatkan kita pada kearifan Buya Hamka.
“Cinta itu perang, yakni perang yang hebat dalam rohani manusia. Jika ia menang, akan didapati orang yang tulus ikhlas, luas pikiran, sabar dan tenang hati. Jika ia kalah, akan didapati orang yang putus asa, sesat, lemah hati, kecil perasaan dan bahkan kadang-kadang hilang kepercayaan pada diri sendiri,” kata Buya Hamka.
Beda usia Bambang Tri dengan Mayangsari cukup jauh, 17 tahun. Bambang Tri lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 23 Juli 1953. Mayangsari lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 23 Agustus 1971. Selain beda usia, hal yang sering digunjingkan media adalah ihwal harta.
Tapi benarkah harta menjadi satu-satunya hal yang paling utama untuk membangun kebahagiaan? Bagi sebagian orang mungkin memang paling utama. Tapi tentu tidak semua orang sepakat demikian. Sebagai misal, ketika Yoko Ono digunjing media sebagai perempuan materialistis, John Lennon menegaskan, “Aku tidak terlalu peduli pada uang. Uang tidak dapat kupakai untuk membeli cinta,” katanya.
“Cinta sejati tak selalu berjalan mulus,” kata William Shakespeare.
Dramawan penyair itu benar adanya. Perjalanan cinta Bambang Tri dan Mayangsari memang tidak selalu mulus. Justru penuh rintangan, sarat halangan. Tapi mereka berdua bisa menjalaninya, melewati dan mengalahkan segala yang menghalang.
Waktu membuktikan, pasangan Bambang Tri-Mayangsari sampai hari ini masih tetap menunjukkan keseharian cinta mereka. Keseharian cinta yang bersahaja. Keseharian yang melukiskan pernyataan sederhana bahwa, “Cinta itu seperti angin. Kau tak dapat melihatnya, tapi kau dapat merasakannya,” kata Nicholas Sparks.
Hingga pada 30 Maret 2006, pasangan Bambang Tri dan Mayangsari dikaruniai putri semata wayang, Khirani Siti Hartina Trihatmojo. Buah cinta yang melengkapi kebahagiaan mereka. Kini Khirani sudah tumbuh remaja, 15 tahun. Gadis belia itu akan menjadi putri satu-satunya pasangan Bambang Tri dan Mayangsari yang kini berusia 50 tahun. Sedangkan di usia 68 tahun, Bambang Tri juga tak lagi tampak muda.
Tapi, di instagramnya Mayangsari pernah menulis tentang Bambang Tri, suaminya,” Salam jumat barokah. Berumur, sudah tua, sudah sepuh?? Lah ya emang… Tetap aja kusayang #gantengpermanen,” tulis Mayangsari.
Menyimak Instagrace pasangan Bambang Tri-Mayangsari, adalah menemukan serangkaian berkah yang menginspirasi. Bahwa, “Cinta bukan hanya sekadar saling memandang satu sama lain. Tapi juga sama-sama melihat ke satu arah yang sama,” kata Antoine de Saint-Exupéry.
Demikianlah cinta dan kebahagiaan layak diperjuangkan.* Ron Randualas