Home / Esai

Selasa, 25 Januari 2022 - 07:34 WIB

Ingin Murid Membaca Buku, Harus Dimulai dari Gurunya.

Ibu Indah Padmawati

Ibu Indah Padmawati

Oleh SANTOSO

Di kalangan pendidikan dasar di Kota Madiun, sosok Bu Indah Patmawati sudah tidak asing lagi. Sebelum hijrahjke Kota Batu, ia mengajar di sekolah favorit, SDN 05 Madiun Lor atau lebih dikenal dengan sebutan SD Endrakila.

Sekarang, ia meningkatkan kariernya  di Kota Batu sebagai Widyaiswara di P4TK PKn dan IPS Kemendikbud.

Produktif dalam menulis puisi. Bahkan ada yang sudah dibukukan sebagai kumpulan puisi Salinem Selain juga buku pelajaran. Kini sedang menyoba menulis novel berbahasa Jawa.

Bagi Bu Indah, dunia tulis menulis di Indonesia sudah semakin berkembang.  Mengapa? Karena saat ini setiap orang bisa menulis dan menerbitkan bukunya sendiri dengan sangat mudah.

Baca Juga  Indonesia Promosikan Usulan Selat Lombok Sebagai PSSA di Sidang IMO ke-132

‘’Kebetulan saya termasuk salah satu tim editor di MediaGuru, sedikit banyak pergerakan menulis terutama untuk guru-guru di seuruh Indonesia,’’ katanya.

Bangga sekali kepada guru di Indonesia yang mulai tergerak hatinya untuk menulis. Sudah banyak buku karya guru yang terbit. ‘’Hal ini, menurut saya satu kemajuan yang luar biasa. Tidak ada yang sulit dilakukan jika ada niat dan kemauan yang kuat.’’

Berbicara soal literasi menurut Bu Indah, butuh proses. Tidak bisa serta merta mengubah kebiasaan dan budaya. Harus ada sinergi dari berbagai pihak untuk meningkatkan kemampuan literasi di Indonesia. ‘’Maksudnya begini, jika saat ini kita ingin murid-murid gemar membaca buku, sebenarnya harus dimulai dari gurunya lebih dulu. Guru jangan hanya bisa menyuruh muridnya untuk membaca buku, sementara dirinya sendiri tak pernah baca buku. Lha, kalau begini ya sama juga bohong kan?.’’

Baca Juga  Menjemput Lumut!

Pun  sekolah juga memfasilitasi, Dinas dan Pemerintah Daerah juga ikut serta. Dan tidak boleh dilupakan,  di era sekarang akses ilmu pengetahuan tidak hanya pada sebuah buku manual. Tapi sudah banyak buku elektronik yang bisa dibaca dan dinikmati. Dan ini harus benar-benar dipahami.

Ini baru sebatas kemampuan membaca, sementara untuk membentuk generasi yang literat itu diperlukan banyak aspek.  Satu dengan yang lain saling terkait dan terhubung

Baca Juga  DPSP Likupang Akan Dikembangkan dalam Konsep Pariwisata Hijau

Karena menurut UU nomor 3 Tahun 2017 pasal 1 ayat 4 Tentang Perbukuan menyatakan: “Literasi adalah kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya”

Tapi yang perlu disadari adalah bahwa Indonesia itu sangat luas, kadang yang berada di pelosok tak tersentuh oleh akses dan informasi. Buku menjadi hal yang sangat luar biasa diperlukan. Sementara daya beli masyarakat sangat kurang. Nah, kalau sudah dihadapkan pada kondisi seperti ini, maka diperlukan kerja sama semua pihak. Agar minat baca meningkat dan daya beli terjangkau.*

Share :

Baca Juga

Laksamana Sukardi

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Mei 1998 Game Over (VI)

Esai

Wacana Musium Perfilman dan Nasib Sinematek Indonesia

Esai

Ganjar, Garis Ganjaris, di Wapres Bulungan

Esai

Negara Sedang Baik-baik Saja?

Esai

Cebong – Kampret

Esai

Menunggu Para “Racer” Politik Berpacu…

Esai

Terima kasih Mbak Rara

Esai

Melawan Stroke