DeFACTO.id – Matahari pagi baru saja menyinari bumi. Ibu-ibu warga Dusun Nampu, Desa Sugih Waras, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, berbondong menuju hutan jati dekat desa mereka. Bukan cari kayu encek, tapi justru untuk mencari entung jati.

Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun. Termasuk bulan Desember ini. Entung jati biasanya berada di antara gulungan daun jati yang sudah kering jatuh ke tanah. Warga dengan telaten memilah satu demi satu daun jati dan membuka lipatan demi lipatan dimana kepopong itu berada.
Bagi orang yang tidak pernah melihat dan memakan entung mereka akan jijik dan aneh. Tapi bagi para penikmat entung , kuliner yang satu ini merupakan makanan yang sangat nikmat dan diburu sampe ke pelosok. Biasanya daerah entung adalah hutan jati Saradan, Bojonegoro, Blora dan lainnya,

Jangan remehkan entung jati ini harganya bisa melebihi daging ayam. Harga entung ini perkilonya bisa mencapai Rp. 80.000 hingga Rp. 100.000. Entung jati ini dipercaya bisa menambah stamina kejantanan pria. Tapi bagi yang tidak terbiasa bisa alergi gatal dan bentol- bentol di seluruh badan.
Menurut Ibu Aten setiap musim entung dia selalu mencari di hutan dekat rumah. Selain untuk dikosumsi sendiri juga dijual. Entung dimasak oseng pedas, bisa juga di sayur santan pedas. Baru sisanya dijual ke pembeli yang biasanya dari luar kota.
“Hasilnya lumayan untuk menambah keperluan dapur dan juga jajan anak-anak,’’ ujar Aten, wanita muda bertubuh bongsor itu.
Protein Tinggi

Dari hasil penelitian, entung memiliki kandungan protein yang tinggi, yakni 15-20 persen. Selain itu juga mengandung karbohidrat 10 sampai 15 persen, lemak jenuh dan tak jenuh 2 sampai 5 persen, dan kadar airnya mencapai 70 hingga 75 persen.
Enthung juga berkadar air 70-75 persen, karbohidrat 10-15 persen, lemak jenuh dan tidak jenuh 2-5 persen .
Selain zat-zat di atas, zat lain juga ditemukan pada hewan yang tumbuh di sekitar hutan jati itu. Yakni mineral dan asam amino mulai 2-5 persen.* Yuliana