Home / Sastra

Sabtu, 2 November 2024 - 06:19 WIB

HADIAH CINTA Menjaga Istri

16. MENJAGA ISTRI
KAMI pulang dari Rumah Lansia naik taksi online. Ke rumah saya, baru ke rumah Mas Tom. Di perjalanan, Mas Tom diam saja, tampak sedang merenungkan sesuatu.

“Besok berangkat jam berapa, Mas?” tanya saya.

“Jam 10. 30 ya,” jawab Mas Tom.

“Baik, Mas. Besok kita bawa apa ya? Bagaimana kalau kue yang empuk, yang gampang dimakan orang-orang tua?”

“Mungkin saya bawa roti saja…”

Mas Tom kembali diam. Taksi online meluncur pelan. Jalanan agak macet. Puluhan sepeda motor berkerumun di kanan kiri taksi.

“Menurut Mas Tom, apakah di usianya yang 82 tahun itu Mas Ar masih mungkin menjalin hubungan dengan Bu Susan,” tanya saya memancing.

Baca Juga  Komunitas Garda Terdepan dalam Pengembangan Parekraf Palembang Sumsel

“Saya tidak tahu. Tapi, umur tidak bisa dijadikan referensi untuk menimbang perilaku orang. Umur hanya angka, sedangkan emosi, pikiran, ego dan hawa nafsu terkadang sering memaksa umur untuk melakukan hal-hal di luar kemampuan fisik. Saya hanya menyayangkan jika itu terjadi pada Arham. Kesetiaannya sebagai suami luar biasa sudah terbukti selama 52 tahun usia perkawinannya. Saya hanya menyayangkan, khawatir, jika di ujung kesempunaannya itu Arham terpeleset melakukan suatu hubungan yang membuatnya mengkhianati Dien, menghancurkan kesempurnaan yang dibangunnya sekian lama,” kata Mas Tom.

Baca Juga  HADIAH CINTA Ulang Tahun

Saya mengangguk mengiyakan analisa Mas Tom. Di medsos, saya sering membaca banyak gosip, rumor, analisa tentang masalah perselingkuhan, dan saya sudah terbiasa menolak atau mengiyakan. Tapi, ucapan Mas Tom itu, bagi saya, ada benarnya. Mungkin karena analisa itu disetarakan dengan persahabatan Mas Tom dan Mas Ar. Taksi akhirnya tiba di jalan depan rumah, saya turun, berterima kasih dan berdiri menunggu taksi itu berlalu pergi.

Saya makan siang sayur bening, ikan tengiri dan sambal terasi buatan istri. Dengan lembut, istri menyiapkan empat tablet obat, tiga di antaranya vitamin. Saya meminumnya setelah selesai makan mangga. Tapi, selama makah nasi, saya ceritakan kondisi Mbak Dien dan keluarbiasaan Mas Ar yang membuat istri saya terkesan.

Baca Juga  "Martabak Politik dan Intelektual Politik"

“Besok tolong belikan kue-kue yang empuk untuk saya bawa ke Rumah Lansia ya,” kata saya.

“Kue untuk siapa?”

“Untuk temannya Mas Ar yang besok berulang tahun…,” jawab saya, sengaja tidak menyebut nama Bu Susan. Tapi saya tidak bohong. Saya sudah belajar lama bagaimana harus menjaga istri, agar pikirannya tidak terserimpung dugaan macam-macam. Setelah menikah 45 tahun, saya bisa menjaga diri. Tapi, saya merasa harus tetap menjaga hati, perasaan, emosi dan pikiran istri. ***

Share :

Baca Juga

Sastra

HADIAH CINTA Jalan Hidup

Sastra

HADIAH CINTA Cinta Sempurna
WAJAH IBU

Sastra

PUISI-PUISI KATA IBU
Payudara

Sastra

PAYUDARA DEWI

Sastra

HADIAH CINTA Jalan Hidup

Sastra

HADIAH CINTA Jalan Hidup
Kartikatur

Esai

Dokter yang Paling Terkenal
Doa Koruptor

Sastra

DOA KORUPTOR