Home / Tokoh

Selasa, 16 November 2021 - 11:59 WIB

FX Rudyatmo : Kalau Mau Dapat Ganjaran yang Baik Pilihlah Ganjar Pranowo!

FX Hadi Rudyatmo adalah kader setia PDI Perjuangan. Ia mengaku sangat patuh Kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri.

Tetapi untuk Pilpres mendatang ia mengaku mendukung Gubernur Jateng Ganjar Pranowo  sebagai Calon Capres. Padahal banyak anggota lain atau internal partai mendukung calon lain. Rudy tidak peduli meskipun ia diaebut Banteng Celeng..


Sebagai politikus yang memakai filosofi las, menyambungkan yang keras, Anda kok terkesan kontroversial?

Kontroversial di mana?

Bambang Pacul menyebutkan ada PDIP Banteng, ada PDIP Celeng. Anda berada di barisan celeng?

Lho begini.Saya justru ingin menguatkan apa yang dikatakan celeng itu, bukan meributkan. Ndak usah sakit hatilah orang yang dikatakan celeng. Diambil positifnya aja. Celeng itu kan jalannya lurus terus, nggak pernah nengok nengok kanan kiri.  Ya lebih baik dikatakan banteng celeng daripada banteng celengan. Celeng berjuang tegak lurus. Apa perintah ketua umum itu hukumnya wajib dilaksanakan dan di menangkan. Ndak usah berkecil hati katakan celeng. Semua ciptaan Tuhan itu baik adanya termasuk celeng!

Yang di sana merasa dirinya menjalankan perintah Partai (Ketua Umum)

Yang mana!?

Bambang Pacul?

Seolah-olah..(sambil mendunduk dan tersenyum).

Ibu itu tidak pernah perintah-perintah begitu. Instruksinya semua kader enggak boleh bicara masalah capres, cawapres.  Itu aja.

Tetapi Anda kan mendukung Ganjar Pranowo untuk menjadi Capres di 2024?

Baca Juga  Kenapa Fahri Hamzah Semakin Getol Kritik DPR dan Parpol


Apa mancing-mancing ya? Walau pun saya mau mendorong kalau mbak Mega nggak merestui, nggak jadi. Dulu saya menyodorkan Pak Jokowi, Mbak Mega dan orang di kana kirinya masih alot. Dengan disetujui malah bisa dua periode. Kalau mau dapat anugerah ganjaran, ya Ganjar Pranowo!

Bagaimana hubungan Anda dengan Pak Jokowi?

Kita itu yang namanya berteman, mestinya untuk selamanya. Tetapi saya kan harus tahu diri karena beliau itu sudah menjadi presiden.  Yang diurus itu lebih  dari 17.000 lebih pulau yang ada di Indonesia. yang tidak perlu meregon-regoni (mengganggu).  Ya kalau bisa memberikan masukan yang kita berikan. Tetapi tidak ada istilah saya tidak akur dengan Pak Jokowi. Orang lain aja yang memanfaatkan menurut saya. Saya tidak pernah punya pemikiran negatif terhadap Pak Jokowi. Dia baik. Kalau waktu itu kepingin slamet widodo nek ring sambikolo ya kemarin itu presidennya Jokowi. Itu kan selesai.

Bagaimana sih awalnya bisa bertemu Pak Jokowi?

Jalau pertama kali dengan Pak Jokowi lalu sampaikan,  pengusaha mau jadi Walikota itu apa toh yang mau dicari? Kalau cari duit gak ada, yang ada pelayanan!
Saat itu saya menyampaikan pada beliau bahwa tugas kita adalah melayani rakyat menyejahterakan rakyat. Lalu kami bagi tugas. Saya yang bagian lapangan, Pak Jokowi di kantor membuat kebijakan. Begitu lapangan selesai Jokowi tinggal meresmikan.

Baca Juga  Mahfud MD Dilukiskan sebagai Hakim Bao di Zaman Dinasti Song

Bahkan sampai ketika beliau mau mencalonkan gubernud dan presiden, saya sampaikan,  komitmennya tetap dijaga. Melayani bukan menguasai! Sampai hari ini pun saya ndak ada….

Kalau hari ini pun ya, kalau sekarang saya tidak bisa ke sana karena aksesnya protokolernya disswab segala macam, saya juga jaga diri lah, jangan sampai nanti saya membawa virus ke sana enggak ketahuan jadi repot.

Tapi apapun yang menjadi tugas saya, saya selesaikan dengan baik sampai kampanye di Jakarta pun kita lakukan sampai waktu kampanye presiden.

Tadi Anda bilang tidak mau ke istana karena takut membawa virus. Sebelum pandemi bagaimana?

Oh sebelumnya ke sana. Tapi disamping itu saya harus tahu diri karena di sana sebagai Presiden, saya walikota jangan sampai menimbulkan kecemburuan pada kepala daerah yang lain. Kalau nggak ada perintah ke sana ya nggak ke sana namun kalau ada yang penting saya ke sana saya minta waktu bertemu dengan beliau.

Sebagai Presiden, Pak Jokowi kan bisa memberi apa saja kepada Anda..

Oh iya, namun jangan sampai beliau ngasih kepada saya, tetapi kepala daerah yang lain cemburu. Itu yang harus dijaga dan bekerja harus menggunakan rasa.

Dengan Walikota yang sekarang pasti sudah kenal sejak dia masih sekolah dong?

Oh kalau Mas Gibran kan kenalnya kan nggak begitu dekat.  Karena Jokowi jadi Walikota beliau kuliah di Singapura. Jadi saya kenal dengan beliau karena beliau dilantik jadi Walikota,  terus beliau menikah itu saya yang ngatur pambagyo hardjo

Suka berkomunikasi dengan dia?

Baca Juga  Akal dan Pikiran Pemimpin Bangsa Terbelenggu Demi Kekuasaan (Laksamana Sukardi tentang Isi Buku "Belenggu Nalar")

Kalau ada hal yang perlu dikomunikasikan ya saya komunikasi. Tugas saya selesai untuk memenangkan Ya udah saya menangkan.  Perkara itu diakui atau tidak bagi saya ndak jadi persoalan. Yang jelas Suara PDIP Perjuangan 60 persen lebih, itu mendapatkan 86 koma sekian persen.

Walau pun awalnya Anda bukan mengusung dia ya?

Ya justru itu! Yang namanya celeng itu tegak lurus. Komitmen harus dijalankan. Ketika dikatakan Rud rekomendasi turunnya untuk Mas Gibran. Siap Bu! Siap menmenangkaan, Berapa targetnya? 80 persen! Dapatnya 86 persen!

Harapan terhadap Walikota saat ini apa?

Ya harapannya satu, agar yang beliau anggap baik diteruskan, dan menumbuhkan masyarakat yang “Waras”. Artinya: warganya ani ayem, rejekinya ani akeh, sehat!

Harapan kepada Pak Jokowi apa?

Harapan saya beliau nanti landingnya mulus…(Bersambung)

Share :

Baca Juga

Sastra

Menengok Kios Buku Bekas Milik Seniman Jose Rizal Manua di TIM
Laksamana

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Menapak Perjuangan Intelektual

Tokoh

Wajah Komposer Ismail Marzuki Ditampilkan di Google Doodle
Laksamana Sukardi

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Detak Detik Sumbu Bom Waktu (I)

Tokoh

Wawancara Laksamana Sukardi: “Saya ingin Calon Pemimpin Negara Memahami Penyakit Kronis Negeri Ini”
Laksamana

Berita

DI BALIK REFORMASI 1998: Indikator Kematian
Fahri Hamzah

Berita

Kenapa Fahri Hamzah Semakin Getol Kritik DPR dan Parpol

Berita

Wawancara Laksamana Sukardi: Belenggu Nalar a State Crime