DeFacto.id – Alat pelindung vvip ini lazim disebut ‘blanket’ karena bila dibuka secara penuh memang mirip selimut/blanket.
Di lapangan, untuk menyamarkan ‘kehadiran’ selimut nan tebal dan lebar, yang pasti akan menarik perhatian awam, blanket biasanya dilipat rapi hingga bentuknya mirip tas jinjing, yang juga bisa berfungsi untuk membawa dokumen.
Kegunaan utama blanket, bila bahaya datang, akan segera dibuka untuk menyelimuti VVIP yang harus dilindungi.
Blanket nampak dibawa oleh petugas saat mengawal presiden Jokowi meresmikan Pertamina Mandalika International Street Circuit di pulau Lombok, NTB, Jumat 12/11/2021 kemarin.
Bentuknya tersamar dengan sempurna mirip tas kerja.
Hampir semua kepala negara dan vvip selalu membawa blanket, karena keadaan bahaya bisa datang kapan saja dalam situasi tak terduga.
Sayyed Hassan Nasrallah sekjen Hizbullah Lebanon, yang jarang tampil di muka umum malah memagari dirinya dengan pengawal yang siaga senjata, termasuk yang membawa blanket, saat naik ke atas panggung ketika ia pidato.
Tindakan Nasrallah bisa dimaklumi karena sekjen Hizbullah sebelumnya Abbas al-Musawi dibunuh Israel Februari 1992.
Ada banyak blanket yang bisa dipilih. Harganya bervariasi. Yang bagus di kisaran 2.500 – 4.000 dollar, 36 – 57 juta rupiah. Produsennya juga seabrek, seperti Pro-Tech atau The Safariland Group.
Berat blanket tergantung tingkat ketebalan. Yang tipis, level IIIA, hanya sekitar 0,4 kg dan level III seberat 2,5 kg, lapisan Kevlarnya mampu menahan serbuan peluru senapan mesin AK-47 hingga pecahan granat tangan.