Home / Berita / Wisata & Budaya

Sabtu, 6 November 2021 - 10:17 WIB

Arul Lamandau Main Biola 45 Jam Nonstop

DeFACTO.id – Peringatan 10 November telah dekat. Perang yang memakan korban ribuan pejuang tersebut menandakan gigihnya perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan.

Tak main-main, rakyat Surabaya melawan Inggris sebagai jawara Perang Dunia II. Pengalaman penguasaan medan tempur adalah bekal Inggris. Sedangkan para pejuang Surabaya hanya berbekal senjata rampasan Jepang serta senjata-senjata seadanya.

Harapan menguasai Surabaya dalam waktu singkat tidaklah mulus. Inggris dan kroni-kroninya menghadapi apa yang mereka sebut sebagai Hell from Surabaya. Pejuang berjuang hingga titik darah penghabisan. Perang hebat yang tak dapat dicari tandingannya di belahan dunia mana pun ketika itu.

Baca Juga  Cepat Asal Selamat

Dalam rangka mengenang peristiwa tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan Keppres nomor 316, tanggal 16 Desember 1959, menetapkan 10 November sebagai peringatan Hari Pahlawan.

Mengingat heroisme serta ribuan korban jatuh ketika berjuang menegakkan merah-putih di posisi tertinggi, maka selayaknya Hari Pahlawan tak hanya dimaknai sebagai peringatan saja. Melainkan lebih tepat ditetapkan sebagai hari libur nasional. Tujuannya, agar bangsa ini lebih khidmat dalam memperingati peristiwa besar yang menandai bangkitnya heroisme di seluruh penjuru tanah air tersebut.

Baca Juga  Dari Pagaralam ke Kontes Kecantikan Putri Indonesia

Demi mendesak pemerintah Indonesia untuk mengubah Hari Pahlawan dari sekadar hari peringatan menjadi hari libur nasional, maka musisi Arul Lamandau mengadakan performance art berupa pertunjukan memainkan biola selama 45 jam non-stop.

Baca Juga  Bens Leo, Jurnalis yang Menyenangkan Semua Orang
Arul Lamandau

Pertunjukan tersebut akan diadakan di seberang Hotel Majapahit pada tanggal 9-10 November. Beberapa hari sebelumnya, Arul telah mengadakan ziarah ke makam WR Supratman, Bung Tomo dan musisi Gombloh. Berjalan kaki sembari meminta restu agar perjuangannya itu berjalan lancar, serta menggugah pemerintah agar menetapkan 10 November sebagai hari libur nasional. Pekik merdeka!*

Guruh Dimas Nugraha, penulis buku “Gombloh: Revolusi Cinta dari Surabaya”

Share :

Baca Juga

Berita

Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem

Berita

Wakil Ketua DPD RI Minta Reuni 212 Dibatalkan

Berita

Peluncuran Logo dan Maskot Peparnas Ke-17 di Solp

Berita

Ken Setiawan: MUI Dibiayai Pemerintah tapi Jadi Sarang Oposisi

Wisata & Budaya

Indonesia-Singapura Perkuat Kolaborasi Sektor Parekraf Pascapandemi COVID-19

Wisata & Budaya

Kemenparekraf Bentuk TPPN Wujudkan SDM Pariwisata Berdaya Saing Global
Volkswagen

Berita

Volkswagen Beri Bocoran Soal Van Listrik Terbarunya

Berita

Siap-siap, Hoverbike Sebentar Lagi Meluncur