Kemelut di tubuh PARFI rupanya tidak hanya terjadi di tingkat pusat antara kubu Soultan Saladin dan Alicia Djohar Cs yang kini duduk di Perkumpulan Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI). Kemelut juga merember ke daerah.
Parfi daerah yang masih loyal dengan organisasi PARFI lama, sebagian menyatakan tidak tunduk kepada PARFI pimpinan Alicia Djohar.
“Kami anggota PARFI lama di Jatim jelas tidak mengakui PARFI pimpinan Alicia Djohar, karena dalam pembentukannya ada cacat, dan itu perkumpulan ya bukan Persatuan Artis Film Indonesia,” kata Dymas Agust, Ketua DPC PARFI Pasuruan kepada defacto.id melalui telepon, Jum’at (3/12/2021).
Menurut Agust, kata Perkumpulan PARFI sudah sejak lama digunakan. Dan itu bukan jenis organisasi seperti yang disebutkan oleh Gusti Randa dalam jumpa pers di Senayan Golf Club, Kamis (2/12/2021).
“Ada anggota di daerah yang diminta untuk membayar iuran anggota untuk Perkumpulan PARFI. Jadi kata Perkumpulan itu memang sudah niat untuk digunakan, kalau SK PARFI tidak diterbitkan Kemenkumham karena belum ada islah antara Aspar Patturusi dan Soultan Saladin. Kan Kemenkumhan tidak menyuruh Persatuan Wartawan Indonesia menjadi perkumpulan, PGRI menjadi Perkumpulan Guru Republik Indonesia!” tandas Agus.
Agus juga menilai Kongres PARFI 10 Maret 2020 yang memilih Alicia Djohar cacat hukum, karena tidak diikuti oleh mayoritas anggota PARFI, termasuk dari daerah.
Menurut Agus, sejak Alicia Djohar mengikuti kongres hingga keluarnya SK Kemenkumham karena dibiaya oleh Evie Singh, yang kemudian dijadikan Bendahara Umum PARFI oleh Alicia Djohar.
“Anggota PARFI itu ada seribu lima ratus orang. Kongres di Hotel Maharaja itu diikuti oleh berapa anggota. Ada enggak 750 orang plus satu?” kata Agus. “Sayang Pak Aspar Patturusi baru sadarnya sekarang. Padahal sejak mengangkat Andryega (Adrianus Dedi Darmawan) sebagai Ketua Umum PARFI, dia juga udah salah!”.
Agus yang kini memimpin rekan-rekannya di Jawa Timur, khususnya di wilayah Pasuruan, Malang hingga Banyuwangi menjelaskan memang kepengurusan PARFI di bawah pimpinan Alicia Djohar telah membentuk PARFI Jawa Timur dengan Ketua Ir. Dewi Wati, tetapi hampir semua anggota PARFI lama yang menjadi anggota sejak jaman Ratno Timoer, tidak mengakuinya.
Kehebohan pernah terjadi ketika Partai Golkar mengadakan konpetisi film pendek (short movie competition), bekerjasama dengan PARFI Jawa Timur yang diketuai Ir. Dewi Wati.
“Kami Insan film Jawa Timur sangat salut dengan Partai Golkar yang bisa mengadakan Short Movie Competition. Ada perhatian terhadap insan film, khususnya di Jatim. Tapi kami anggota / mantan Pengurus yg sudah lama di PARFI Jatim kaget semua !? kok sekarang Ketua nya Ir Dewi Wati? Banyak yg bertanya kapan Musdanya ??,” kata Dymas Agust.
Agust dan rekan-rekannya di PARFI Jatim merasa kaget sudah ada Musdalub, padahal masa aktif Kepengurusan Jatim 2012 sd 2016 sudah berakhir.
“Dan kalau ada Musdalub siapa yg ikut? Para Senior senior / Mantan Ketua Parfi Jatim tidak ada yg tahu. Jadi ini pembohongan publik Jatim dan khususnya Partai Golkar kena tipu oknum!” papar aktor yang ikut main dalam film Sang Kyai itu.
Pernyataan itu juga pernah diunggah di akun facebooknya. Karena timbul kegaduhan, menurutnya, Partai Golkar meminta maaf, dan jajaran pemerintahan di Jawa Timur kini menutup kerjasama dan bantuan untuk PARFI yang diketuai oleh Ir. Dewi Wati. man